Mengingat kematian Pak Sastro yang kaya raya itu, tiba-tiba muncul sosok srigala siluman. Ketika dikejar, srigala itu hilang di kuburan Pak Sastro....
Akhir Februari 2004, merupakan tanggal yang sial bagiku. Karena waktu itu aku termasuk pegawai yang di PHK oleh perusahan tempat selama ini bekerja. Setelah menganggur, untuk sekedar mengisi hari-hari yang kosong aku memutuskan mengunjungi sahabat-sahabat yang sudah lama tidak pernah ketemu. Tanya lowongan, tapi hasilnya nihil.
Dengan segala kekecewaan dan harapan, aku putuskan untuk pulang kampung dulu. Tepatnya hari Senin aku berangkat pagi-pagi sekali supaya sampai di rumah masih pagi, karena kalau sudah siang ibuku sudah berangkat ke ladang.
Ringkas cerita, seminggu sudah aku berada di kampung halaman. Rasanya seperti anak kecil lagi, karena bisa berkumpul dengan teman-teman yang biasa bercanda ria bahkan melakukan hal-hal yang konyol. Kami se-geng biasa nongkrong di warungnya Pak Sastro, orang yang sangat kaya raya di kampungku. Bahkan setengah tanah penduduk miliknya.
Tepatnya Selasa pagi, aku dikejutkan oleh pengumuman bahwa Pak H. Sastro meninggal dunia. Dengan terburu-buru aku berlari menuju rumah Pak Sastro. Betul sekali, di sana sudah banyak orang. Aku terbengong-bengong seakan-akan tidak percaya denga apa yang terjadi. Di ruang tamu terbujur kaki jasad Pak Sastro. Sulit dipercaya, padahal semalam kami bercanda bersama.
Ketika masih terbengong-bengong, aku dikagetkan oleh suara pak RT yang menyuruhku dan teman-teman membantu orang-orang tua untuk menggali liang lahat. Dan kami semua menurutinya.
Akhirnya kami semua berangkat menuju ke pemakaman umum. Di sinilah keanehan mulai terjadi. Tanah yang digali sangat susah sekali. Tidak biasanya tanah yang digali banyak batunya bahkan sudah tiga tempat, tetapi tetap sama. Walaupun begitu akhirnya selesai juga dan tinggal menunggu mayat Pak Sastro dikebumikan.
Tepat pukul 11 siang, mayat Pak Sastro sudah siap dimasukan keliang lahat. Keganjilanpun terjadi lagi. Ketika mau ditutup dengan batu bata, tiba-tiba batu-bata yang berada di atas longsor dan tepat sekali menimpa kepala mayat Pak Sastro. Kami semua menjerit histeris, kerena takut dan kaget.
Singkat cerita acara penguburan pak Sastro sudah selesai.
Malamnya, awal dari segala ketakutan dan ketegangan. Waktu itu saya dan teman-teman biasa nongkrong dan begadang, tapi kali ini begadangnya di dalam rumahku. Tidak biasanya udara di luar sangat dingin sekali dan dibarengi dengan hujan rintik-rintik.
Ketika lagi asyik main kartu, kami semua dikejutkan oleh suara lolongan anjing yang sangat panjang. Bahkan sangat menyayat hati. Suara itu tidak henti-hentinya. Setiap kali melolong, suaranya berubah. Seperti suara orang marah, dan kadang merintih-rintih.
Suara anjing itu memang hampir setiap malam muncul, dan sudah menggegerkan seluruh kampung.
Akhirnya penduduk sangat resah. Dengan kesepakatan bersama Pak RT, kami mengadakan ronda malam.
Ronda malampun dimulai. Aku dan kawan-kawan ramai-ramai menunggu di pos sambil membakar singkong. Ketika kami lagi asyik mengobrol, tiba-tiba dikejutkan oleh suara lolongan yang berasal dari rumah Pak Sastro. Dibarengi dengan rasa penasaran, kami bergegas menuju rumah itu dan tidak lama sudah sampai dihalaman depan.
Alangkah terkejutnya kami semua, karena pas di depan pintu depan terdapat seekor srigala yang sangat aneh sekali. Srigala itu bentuknya sangat menakutkan, matanya merah menyala dengan taringnya sangat panjang. Untung waktu itu ada seorang diantara kami yang pemberani.
Dia menyurh menangkap dan membunuh srigala itu, tapi lagi-lagi kami dikejutkan oleh keanehan srigala itu. Tiba-tiba srigala itu terbang di atas kepala kami dan hendak melarikan diri. Kami semua tidak tinggal diam, srigala itu kami kejar sampai kekuburan Pak Sastro.
Malam-malam berikutnya pun srigala itu kerap muncul dan menghilang tepat di atas kuburan Pak Sastro sampai menjelang 40 hari kematiannya. Setelah 40 hari, srigala itu tidak pernah muncul lagi.
Pernah, salah seorang penduduk mimpi didatangi oleh Pak Sastro dalam bentuk yang mengerikan. Dia datang dengan telanjang bulat dan kepalanya berupa srigala. Apakah itu Pak Sastro atau iblis? Kami semua tidak tahu.
Yang jelas, sampai sekarang misteri ini belum terungkap. Tapi bagi penduduk kampung dengan menghilangnya srigala itu sudah sangat bersyukur sekali, karena sudah terbebas dari rasa ketakutan yang selama sebulan menghantui.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar