Selasa, 16 April 2013

Masjid Kobe: Tetap Kokoh Meski Diterjang Bom dan Gempa Dahsyat


Masjid Kobe: Tetap Kokoh Meski Diterjang Bom dan Gempa Dahsyat
Neomisteri – Masjid yang terletak di Kitano Cho, Kobe ini adalah masjid pertama yang dibangun di Jepang. Pembangunan masjid dengan dana yang dikumpulkan dari komunitas masyarakat muslim Kobe ini memakan waktu tujuh tahun dan dimulai pada tahun  1928.
Masjid yang didesain oleh arsitek asal Ceko, Jan Josef Svagr ini dibangun bergaya tradisional Turki dan baru rampung pada tahun 1935. Masjid ini kemudian dinamakan Masjid Muslim Kobe sesuai dengan letak masjid tersebut berada. Kobe sendiri berarti gerbang gerbang Tuhan.
Pada tahun 1945, Jepang terlibat Perang Dunia II. Serangan brutal pasukan Jepang ke pelabuhan milik Amerika Serikat, Pearl Harbor membuat negara super power itu meradang. Dan akhirnya pemerintah AS memutuskan untuk menjatuhkan bom atom pertama dalam perang di dua kota besar Jepang, Nagasaki dan Hiroshima. Meski tidak terkena bom atom, namun kota Kobe menjadi salah satu kota besar Jepng yang dihujani bom B-29 oleh pesawat pembom milik Amerika.
Kota Kobe menjadi lokasi pemboman karena berbagai alasan. Pertama, Kobe menjadi satu dari enam kota besar di Jepang selain  Nagasaki dan Hirosima. Populasi kota Kobe yang berada di tepi laut saat itu mencapai 1 juta penduduk dan menjadi pusat bisnis dan perdagangan. Karena pelabuhan terbesar di Jepang terletak di kota Kobe, tempat di mana kapal dagang dan kapal perang Jepang bersandar.
Akibat serangan itu, Kota Kobe bisa dibilang rata dengan tanah setelah mayoritas bangunan di kota tersebut runtuh berantakan. Namun keajaiban terjadi. Ketika bangunan di sekitarnya hampir rata dengan tanah, masjid Kobe tetap berdiri tegak. Masjid ini hanya mengalami retak pada dinding luar dan semua jendela kaca pecah.
Serangan bom juga hanya membuat bagian luar bangunan masjid menjadi sangat hitam. Sejumlah tentara Jepang yang berlindung di ruang bawah tanah masjid dikabarkan selamat dari ancaman bom. Masjid ini pun menjadi tempat perlindungan bagi korban perang.
Usai perang, pemerintah Arab Saudi dan Kuwait tergerak menyumbang dana renovasi dalam jumlah besar. Kaca jendela yang pecah diganti dengan jendela kaca baru yang diimpor langsung dari Jerman. Lampu hias baru pun digantungkan di tengah ruang utama. Begitu pula dengan ruang kontrol sistem suhu dipasang di masjid tersebut.
Tidak hanya itu, selain dilakukan renovasi, beberapa bangunan tambahan pun dibangun di masjid itu. Kondisi masjid yang pulih membuat masyarakat muslim Kobe bisa kembali menikmati kegiatan keagamaan di masjid tersebut. Banyaknya donor yang siap memberikan sumbangan bahkan dapat membuat Masjid Muslim Kobe menjadi semakin maju dan berkembang.
Tapi ketahanan Masjid Kobe diuji lagi pada tahu 1995. Kali ini bukan dengan bom atom melainkan dengan gempa berkekuatan 7,2 skala ritcher yang terjadi tepatnya pada Selasa, 17 Januari 1995. Tidak hanya merusak kota Kobe, gempa juga melanda daerah sekitarnya seperti South Hyogo, Hyogo-ken Nanbu dan kota lainnya.
Meski hanya berlangsung 20 detik, tapi gempa tersebut mengakibatkan kerusakan parah dan juga jatuhnya korban jiwa sebanyak 6.433 orang, yang sebagian besar merupakan penduduk kota Kobe. Selain itu, gempa Kobe juga menyebabkan kerusakan besar sejauh 20 km dari pusat gempa.
Gempa Kobe diyakini menjadi gempa terburuk dan terbesar kedua yang terjadi di Jepang. Gempa besar Hanshin-Awaji pada tahun 1923 masih dianggap gempa paling buruk setelah merenggut 140 ribu jiwa. Meski demikian, Masjid Kobe masih tetap berdiri kokoh dan tegak.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar