TIPS AGAR BISA MERASAKAN MANIS DAN LEZATNYA QIYAMUL LAIL (SHALAT TAHAJUD),
Bismillahir-Rahmaanir-Rahim .. Qiyamul-lail adalah sarana berkomunikasi seorang hamba dengan Rabbnya. Sang hamba merasa lezat di kala munajat dengan Penciptanya. Ia berdoa, beristighfar, bertasbih, dan memuji Sang Pencipta.
Dan Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, sesuai dengan janjinya, akan mencintai hamba yang mendekat kepada-Nya. Kalau Allah mencintai seorang hamba, maka Ia akan mempermudah semua aspek kehidupan hambaNya. Dan memberi berkah atas semua aktivitas sang hamba.
Seorang muslim yang kontinu mengerjakan qiyamullail, pasti dicintai dan dekat dengan Allah swt. Karena itu, Rasulullah saw. menganjurkan kepada kita, “Lazimkan dirimu untuk shalat malam karena hal itu tradisi orang-orang shalih sebelummu, mendekatkan diri kepada Allah, menghapus dosa, menolak penyakit, dan pencegah dari dosa.” (HR. Ahmad)
Berbagai keutamaan qiyamul-lail sudah kita baca atau kita dengar dari para ulama. Kita pun sudah beberapa kali mencoba melaksanakannya, dengan kesungguhan melawan kantuk dan dinginnya malam. Namun, berkali-kali juga kita mengalami futur (lalai), tidak dapat lagi melaksanakan qiyamul-lail.
Sebabnya adalah karena kita belum dapat menikmatinya. Sehingga pikiran bawah sadar kita masih merasakan bahwa qiyamul-lail itu beban yang berat.
Waktu sepertiga malam, saat dimana bumi mengeluarkan gelombang kekhusyu’an (alfa), sebagaimana firman Allah “Sesungguhnya bangun di waktu malam adalah lebih tepat (untuk khusyu’) dan bacaan di waktu itu lebih berkesan” (Al-Muzammil 6).
Seharusnya, saat-saat inilah dzikir dan bacaan Al-Quran kita lebih berkesan, hati lebih mudah bergetar ketika Asma Allah disebut. Jiwa kita lebih bening sebening embun pagi di dedaunan.
Air mata lebih mudah meleleh bahkan tertumpah dan tak kuasa kita hentikan. Hati menjadi halus dan lembut, sehingga hijab kita dengan Allah semakin transparan. Pendeknya inilah surga dunia yang telah dinikmati oleh para sahabat, tabi’in dan salafus saleh. Maukah kita memperolehnya?
Mengapa kita belum bisa menikmati Qiyamul Lail? Kita tidak dapat menikmati qiyamul-lail, dan masih banyak melakukan maksiat adalah karena “kita belum mengenal dan mendekatkan diri kepada Allah SWT”. Hati kita masih diisi oleh selain Allah, masih jauh dari Allah.
Mari pertama-tama kita niatkan dan azzamkan diri kita bahwa kita sangat ingin untuk taqarrub mendekatkan diri kepada-Nya.
Dari Abu Hurairah RA disebutkan bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Allah bersabda, ..
‘Aku menuruti prasangka hamba-Ku kepada-Ku. Aku bersamanya ketika ia mengingat-Ku. Kalau ia mengingat-Ku dalam hati, Aku mengingatnya dalam diri-Ku. Kalau ia mengingat-Ku di tengah kerumunan orang, Aku pun akan mengingatnya di tengah kerumunan yang lebih baik daripada mereka.
Kalau ia mendekat diri kepada-Ku sejengkal, Aku pun mendekatkan Diri kepadanya sehasta. Kalau ia mendekatkan diri pada-Ku sehasta. Aku pun akan mendekatkan Diri padanya sedepa. Jika ia mendatangi-Ku dengan berjalan, Aku akan mendatanginya dengan berlari kecil”.
Waktu-waktu di keseharian kita, masih sunyi dari dzikir kepada Allah. Rasulullah SAW bersabda, “Siapa yang duduk dalam suatu tempat, lalu di situ ia tak berdzikir kepada Allah, maka kelak ia akan mendapat kerugian dan penyesalan” (HR Abu Dawud).
Dalam keseharian kita, di perjalanan kantor, istirahat, hati dan pikiran kita tidak dzikir kepada Allah dan lantas diisi oleh selainnya. Bahkan! bangun tidur kita lupa berdoa, masuk dan keluar kamar mandi lupa berdzikir, selesai makan lupa memuji dan berterima kasih kepada-Nya. Astaghfirullah … beristighfarlah berulang kali sobatku. Rasakanlah penyesalan dan biarkan air matamu meleleh …
Mulai detik ini isilah setiap relung hati dan celah pikiran dengan dzikir kepada Allah. Di setiap waktu dalam 24 jam hidup kita isilah dengan dzikir. Jika kita melakukannya, bahkan dalam tidur pun kita tetap bermimpi berdzikir dan bershalawat.
Banyak dzikir-dzikir singkat, seperti dua kalimat yang paling berat di sisi Allah, yaitu, “SubhanaLlahi wabihamdihi … SubhanaLlahil-azhiem …”. Atau dengan beristighfar, “Astaghfirullah … astaghfirullah …”, bertasbih, “Subhanallah … subhanallah”. Bahkan cukup dengan menyebut asma Allah, “Allah … Allah … atau Yaa Allah .. Ya Allah”.
Lakukanlah di manapun, dan kapan pun, bahkan multitasking sambil melakukan pekerjaan-pekerjaan sehari-hari. Jika ada waktu senggang, dzikir yang paling utama adalah Al-Quran. Membaca Al-Quran, mentadabburinya, menghafalnya, mengulang hafalan atau bahkan sekadar mendengarkan kaset murattal Al-Qur’an sambil kita mengendarai kendaraan.
Dzikir ini akan mengikis dosa dan kotoran jiwa, seperti mengikis karat hingga kemilau emas muncul kembali. Dengan sendirinya, dzikir akan mencegah kita berbuat dosa dan maksiat. Ketika kita akan berbuat sesuatu yang dilarang Allah, hati yang telah dipenuhi Asma Allah akan otomatis menolaknya dengan keras.
Dzikir akan semakin menghaluskan hati kita. Semakin memudahkan kita menangis dalam berbagai kondisi. Semakin memahami hakikat dan semakin dekat kepada Allah.
Jika dalam setiap tarikan nafas kita selalu berdzikir, dalam setiap langkah kita diikuti dengan dzikir, maka akan muncul banyak keajaiban dalam hidup kita. Allah akan mengaruniai limpahan kenikmatan yang menisbikan kenikmatan dunia.
Sahabatku, mari hidupkan hati, lembutkan jiwa dengan selalu berdzikir kepada Allah. Barulah kita bisa menikmati indahnya dan nikmatnya Qiyamul Lail, dan shalat-shalat lainnya. Berikutnya kita akan merasakan berbagai kenikmatan spiritual dan ayat-ayat keajaiban Allah dalam hidup kita.
Mari penuhi hidup kita dengan dzikir, dan perhatikan apa yang akan terjadi ..
Dan Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, sesuai dengan janjinya, akan mencintai hamba yang mendekat kepada-Nya. Kalau Allah mencintai seorang hamba, maka Ia akan mempermudah semua aspek kehidupan hambaNya. Dan memberi berkah atas semua aktivitas sang hamba.
Seorang muslim yang kontinu mengerjakan qiyamullail, pasti dicintai dan dekat dengan Allah swt. Karena itu, Rasulullah saw. menganjurkan kepada kita, “Lazimkan dirimu untuk shalat malam karena hal itu tradisi orang-orang shalih sebelummu, mendekatkan diri kepada Allah, menghapus dosa, menolak penyakit, dan pencegah dari dosa.” (HR. Ahmad)
Berbagai keutamaan qiyamul-lail sudah kita baca atau kita dengar dari para ulama. Kita pun sudah beberapa kali mencoba melaksanakannya, dengan kesungguhan melawan kantuk dan dinginnya malam. Namun, berkali-kali juga kita mengalami futur (lalai), tidak dapat lagi melaksanakan qiyamul-lail.
Sebabnya adalah karena kita belum dapat menikmatinya. Sehingga pikiran bawah sadar kita masih merasakan bahwa qiyamul-lail itu beban yang berat.
Waktu sepertiga malam, saat dimana bumi mengeluarkan gelombang kekhusyu’an (alfa), sebagaimana firman Allah “Sesungguhnya bangun di waktu malam adalah lebih tepat (untuk khusyu’) dan bacaan di waktu itu lebih berkesan” (Al-Muzammil 6).
Seharusnya, saat-saat inilah dzikir dan bacaan Al-Quran kita lebih berkesan, hati lebih mudah bergetar ketika Asma Allah disebut. Jiwa kita lebih bening sebening embun pagi di dedaunan.
Air mata lebih mudah meleleh bahkan tertumpah dan tak kuasa kita hentikan. Hati menjadi halus dan lembut, sehingga hijab kita dengan Allah semakin transparan. Pendeknya inilah surga dunia yang telah dinikmati oleh para sahabat, tabi’in dan salafus saleh. Maukah kita memperolehnya?
Mengapa kita belum bisa menikmati Qiyamul Lail? Kita tidak dapat menikmati qiyamul-lail, dan masih banyak melakukan maksiat adalah karena “kita belum mengenal dan mendekatkan diri kepada Allah SWT”. Hati kita masih diisi oleh selain Allah, masih jauh dari Allah.
Mari pertama-tama kita niatkan dan azzamkan diri kita bahwa kita sangat ingin untuk taqarrub mendekatkan diri kepada-Nya.
Dari Abu Hurairah RA disebutkan bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Allah bersabda, ..
‘Aku menuruti prasangka hamba-Ku kepada-Ku. Aku bersamanya ketika ia mengingat-Ku. Kalau ia mengingat-Ku dalam hati, Aku mengingatnya dalam diri-Ku. Kalau ia mengingat-Ku di tengah kerumunan orang, Aku pun akan mengingatnya di tengah kerumunan yang lebih baik daripada mereka.
Kalau ia mendekat diri kepada-Ku sejengkal, Aku pun mendekatkan Diri kepadanya sehasta. Kalau ia mendekatkan diri pada-Ku sehasta. Aku pun akan mendekatkan Diri padanya sedepa. Jika ia mendatangi-Ku dengan berjalan, Aku akan mendatanginya dengan berlari kecil”.
Waktu-waktu di keseharian kita, masih sunyi dari dzikir kepada Allah. Rasulullah SAW bersabda, “Siapa yang duduk dalam suatu tempat, lalu di situ ia tak berdzikir kepada Allah, maka kelak ia akan mendapat kerugian dan penyesalan” (HR Abu Dawud).
Dalam keseharian kita, di perjalanan kantor, istirahat, hati dan pikiran kita tidak dzikir kepada Allah dan lantas diisi oleh selainnya. Bahkan! bangun tidur kita lupa berdoa, masuk dan keluar kamar mandi lupa berdzikir, selesai makan lupa memuji dan berterima kasih kepada-Nya. Astaghfirullah … beristighfarlah berulang kali sobatku. Rasakanlah penyesalan dan biarkan air matamu meleleh …
Mulai detik ini isilah setiap relung hati dan celah pikiran dengan dzikir kepada Allah. Di setiap waktu dalam 24 jam hidup kita isilah dengan dzikir. Jika kita melakukannya, bahkan dalam tidur pun kita tetap bermimpi berdzikir dan bershalawat.
Banyak dzikir-dzikir singkat, seperti dua kalimat yang paling berat di sisi Allah, yaitu, “SubhanaLlahi wabihamdihi … SubhanaLlahil-azhiem …”. Atau dengan beristighfar, “Astaghfirullah … astaghfirullah …”, bertasbih, “Subhanallah … subhanallah”. Bahkan cukup dengan menyebut asma Allah, “Allah … Allah … atau Yaa Allah .. Ya Allah”.
Lakukanlah di manapun, dan kapan pun, bahkan multitasking sambil melakukan pekerjaan-pekerjaan sehari-hari. Jika ada waktu senggang, dzikir yang paling utama adalah Al-Quran. Membaca Al-Quran, mentadabburinya, menghafalnya, mengulang hafalan atau bahkan sekadar mendengarkan kaset murattal Al-Qur’an sambil kita mengendarai kendaraan.
Dzikir ini akan mengikis dosa dan kotoran jiwa, seperti mengikis karat hingga kemilau emas muncul kembali. Dengan sendirinya, dzikir akan mencegah kita berbuat dosa dan maksiat. Ketika kita akan berbuat sesuatu yang dilarang Allah, hati yang telah dipenuhi Asma Allah akan otomatis menolaknya dengan keras.
Dzikir akan semakin menghaluskan hati kita. Semakin memudahkan kita menangis dalam berbagai kondisi. Semakin memahami hakikat dan semakin dekat kepada Allah.
Jika dalam setiap tarikan nafas kita selalu berdzikir, dalam setiap langkah kita diikuti dengan dzikir, maka akan muncul banyak keajaiban dalam hidup kita. Allah akan mengaruniai limpahan kenikmatan yang menisbikan kenikmatan dunia.
Sahabatku, mari hidupkan hati, lembutkan jiwa dengan selalu berdzikir kepada Allah. Barulah kita bisa menikmati indahnya dan nikmatnya Qiyamul Lail, dan shalat-shalat lainnya. Berikutnya kita akan merasakan berbagai kenikmatan spiritual dan ayat-ayat keajaiban Allah dalam hidup kita.
Mari penuhi hidup kita dengan dzikir, dan perhatikan apa yang akan terjadi ..
TATA - TATA CARA BERSUCI DARI HAID DAN JUNUB
Cara mandi bagi wanita yang sudah selesai haidnya atau telah berjunub adalah sama dengan cara laki-laki mandi junub, hanya bagi wanita tidak wajib atasnya melepas ikatan atau kepangan (jalinan) rambutnya, sebagaimana dijelaskan dalam hadits Ummu Salamah radhiallahu anhaa berikut ini : "Seorang wanita berkata kepada Rasulullah shallallahu alaihi wasallam : "Sesungguhnya aku adalah orang yang mengikat rambut kepalaku. Apakah aku (harus) membuka ikatan rambutkau untuk mandi janabat. " Rasulullah menjawawb: "Sungguh cukup bagimu menuang mengguyur) atas kepalamu tiga tuangan dengan air kemudian engkau siram seluruh badanmu, maka sungguh dengan berbuat demikian) engkau telah bersuci." {HR. Muslim, Ahmad, dan Tirmidzi dan dia berkata hadits ini adalah hasan shahih)Dalam riwayat lain hadits ini dari jalan Abdurrazaq dengan lafadz: "Apakah aku harus (harus) melepaskannya (ikatan rambutku) untuk mandi janabat?" disunahkan bagi wanita apbila mandi dari haid atau nifas memakai kapas yang ditaruh padanya minyak wangi lalu digunakan untuk membersihkan bekas darah agar tidak meninggalkan bau. Hal ini diterangkan dalam hadits yang diriwayatkan oleh Aisah Radhiallahu anha : "Bahwasanya Asma binti Yazid bertanya kepada Nabi shallallahu alaihi wasallam tentang mandi haid. Maka beliau shallallahu alaihi wasallam bersabda : "(hendklah) salah seorang di antara kalian memakai air yang dicampur dengan daun bidara (wewangian), kemudian dia bersuci dengannya lalu berwudhu dan memperbaiki wudhunya. Kemudian dia siramkan air di atas kepalanya. Lalu dia siramkan atasnya air (ke seluruh tubuh) setelah itu (hendaklah) dia mengambil kapas (atau kain yang telah diberi minyak wangi) kemudian ia bersuci dengannya."{HR. Al-Jamaah kecuali Tirmidzi}
Tidaklah mandi haid atau junub dinamakan mandi syari, kecuali dengan dua hal :
Cara mandi bagi wanita yang sudah selesai haidnya atau telah berjunub adalah sama dengan cara laki-laki mandi junub, hanya bagi wanita tidak wajib atasnya melepas ikatan atau kepangan (jalinan) rambutnya, sebagaimana dijelaskan dalam hadits Ummu Salamah radhiallahu anhaa berikut ini : "Seorang wanita berkata kepada Rasulullah shallallahu alaihi wasallam : "Sesungguhnya aku adalah orang yang mengikat rambut kepalaku. Apakah aku (harus) membuka ikatan rambutkau untuk mandi janabat. " Rasulullah menjawawb: "Sungguh cukup bagimu menuang mengguyur) atas kepalamu tiga tuangan dengan air kemudian engkau siram seluruh badanmu, maka sungguh dengan berbuat demikian) engkau telah bersuci." {HR. Muslim, Ahmad, dan Tirmidzi dan dia berkata hadits ini adalah hasan shahih)Dalam riwayat lain hadits ini dari jalan Abdurrazaq dengan lafadz: "Apakah aku harus (harus) melepaskannya (ikatan rambutku) untuk mandi janabat?" disunahkan bagi wanita apbila mandi dari haid atau nifas memakai kapas yang ditaruh padanya minyak wangi lalu digunakan untuk membersihkan bekas darah agar tidak meninggalkan bau. Hal ini diterangkan dalam hadits yang diriwayatkan oleh Aisah Radhiallahu anha : "Bahwasanya Asma binti Yazid bertanya kepada Nabi shallallahu alaihi wasallam tentang mandi haid. Maka beliau shallallahu alaihi wasallam bersabda : "(hendklah) salah seorang di antara kalian memakai air yang dicampur dengan daun bidara (wewangian), kemudian dia bersuci dengannya lalu berwudhu dan memperbaiki wudhunya. Kemudian dia siramkan air di atas kepalanya. Lalu dia siramkan atasnya air (ke seluruh tubuh) setelah itu (hendaklah) dia mengambil kapas (atau kain yang telah diberi minyak wangi) kemudian ia bersuci dengannya."{HR. Al-Jamaah kecuali Tirmidzi}
Tidaklah mandi haid atau junub dinamakan mandi syari, kecuali dengan dua hal :
- Niat, karena dengan niat terbedakan dari kebiasan dengan ibadah, dalilnya hadits Umar bin Khaththab radhiallahu anhu: "bahwasanya Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda : "Sesungguhnya amalan itu tergantung dari niatnya."{HR. Al-Jamaah}, Maknanya adalah bahwasanya sahnya amalan itu dengan niat, amal tanpa niat tidak dianggap syari. Yang perlu diingat bahwa niat adalah amalan hati bukan amalan lisan, jadi tidak perlu diucapkan.. Membersihkan seluruh anggota badan (mandi) dalam mengamalkan firman Allah subhanahu wa Taala: "Dan apabila kalian junub maka mandilah.{Al-Maidah :6}
- Dan juga firman Allah subhanahu wa Taala : "Mereka bertanya kepadamu tentang haid , katakanlah haid itu kotoran yang menyakitkan) maka dari itu jauhkanlah diri kalian dari wanita (istri)yang sedang haiddan janganlah engkau mendekati mereka, sampai mereka bersuci (mandi)."{Al-Baqarah : 222}
Adapun tata cara mandi yang disunnahkan oleh Rasulullah shallallahu alaihi wasallam adalah :
- mencuci kedua tangan sekali, dua kali atau tiga kali.
- lalu mencuci kemaluan dengan tangan kiri, setelah itu tangan bekas menggsok kemaluan tersebut digosokan ke bumi.
- kemudian berwudhu seperti wudhunyaorang yang mau shalat. Boleh mengakhirkan kedua kaki (dalam berwudhu tidak mencuci kaki)sampai mandi selesaibaru kemudian mencuci kedua kaki.
- membasahi kepala sampai pangkal rambutdengan menyela-nyelanya dengan jari-jemari.
- setelah itu menuangkan air di atas kepala sebanyak tiga kali.
- kemudian menyiram seluruh tubuh, dimulai dengan bagian kanan tubuh lalu bagian kiri sambil membersihkan kedua ketiak, telinga bagian dalam, pusar dan jari jemari kaki serta menggosok bagian tubuh yang mungkin digosok.
- selesai mandi, mencuci kedua kaki bagi yang mengakhirkannya (tidak mencucinya tatkala berwudhu)
- membersihkan/mengeringkan airyang ada di badan dengan tangan (dan boleh dengan handuk atau lainnya)
Tata cara mandi seperti di atas sesuai dengan hadits Nabi shallallahu alaihi wasallam : "dari Aisah radhiallahu anha, bahwasanya Nabi shallallahu alaihi wasallam apabila dari junub beliau mulai dengan mencuci kedua tangannya, lalu beliau mengambil air dengan tangan kanan kemudian dituangkan di atas tangan kiri (yang) beliau gunakan untuk mencuci kemaluannya. Kemudian beliau berwudhu seperti wudhunya orang yang mau shalat. Selesai itu beliau mengambil air(dan menuangkannya di kepalanya)sambil memasukan jari-jemarinyake pangkal rambutnyahingga beliau mengetahui bahwasanya beliau telah membersihkan kepalanya dengan tiga siraman (air), kemudian menyiram seluruh badannya."{HR. Bukhari dan Muslim}
Dan juga hadits : "Dari Aisyah radhiallahu anha berkata: Adalah Rasulullah shallallahu alaihi wasallam apabila mandi janabat beliau meminta air, kemudian beliau ambil dengan telapak tangannya dan dan mulai (mencuci) bagian kanan kepalanya lalu bagian kirinya. Setelah itu beliau mengambil air dengan kedua telapak tangannya lalu beliau balikkan (tumpahkan) di atas kepalanya."{HR. Bukhari dan Muslim}
Dalam hadits lain : "Dari Maimunah radhiallahu anha berkata : "Aku meletakan air untuk mandi Nabi shallallahu alaihi wasallam. Kemudian beliau menuangkan atas kedua tangannya dan mencucinya dua atau tiga kali, lalu beliau menuangkan dengan tangan kanannya atas tangan kirinya dan mencuci kemaluannya (dengan tangan kiri), setelah itu beliau gosokkan tangan (kirinya) ke tanah.Kemudian beliau berkumur-kumur, memasukanair ke hidung dan menyemburkannya, lalu mencuci kedua wajah dan kedua tangannya, kemudian mencuci kepalnya tiga kali dan menyiram seluruh badannya. Selesai itu beliau menjauh dari tempat mandinya lalu mencuci kedua kakinya. Berkata Maimunah : Maka aku berikan kepadanya secarik kain akan tetapi beliau tidak menginginkannya dan tetaplah beliau mengeringkan air (yang ada pada badannya) dengan tangannya."{HR. Al-Jamaah}
Cara mandi di atas adalah cara mandi wajib yang sempurna yang seharusnya dilakukan oleh setiap muslim dalam rangka untuk mengikuti Rasulullah shallallahu alaihi wasallam.
Perlu diketahui bahwa untuk mandi besar ada dua sifat:
- Mandi sempurna dengan menggunakan cara-cara di atas.
- Mandi biasa yaitu mandi yang hanya melakukan hal yang wajib saja tanpa melakukan sunnahnya, dallinya keumuman ayat dalam surat yang artinya : "Janganlah kalian dekati mereka (wanita Haid) sampai mereka bersuci (mandi) dan apbila mereka telah mandi...."{Al-Baqarah 222}. Dan juga dalam firman Allah subhanahu wa Taala : Dan apabila kalian junub maka bersucilah (mandilah)."{Al-Maidah : 6}
Dalam dua ayat di atas Allah subhanau wa Taala tidak menyebutkan kecuali mandi saja, dan barang siapa telah membasahi seluruh badannya dengan air dengan mandi besar walaupun hanya sekali berarti dia telah suci. Yang demikian juga telah ada keterangan dari hadits shahih dari Aisyah dan Maimunah radhiallahu anhuma, juga hadits Ummu Salamah radhiallahu anha : "Cukuplah bagimu menuangkan air di atas kepalanya tiga kali tuangan , kemudian engkau siram (seluruh badanmu) dengan air, (dengan berbuat dmikian) maka sungguh engkau telah bersuci."{HR. Muslim}
Sebaik-baik teladan adalah Nabi shallallahu alaihi wasallam.
Semoga kita dapat mengamalkan sunnah dengan sebaik mungkin sampai akhir hayat kita. Aamiin
Semoga kita dapat mengamalkan sunnah dengan sebaik mungkin sampai akhir hayat kita. Aamiin
10 GODAAN SYETAN DALAM SHALAT
1. WAS-WAS SAAT MELAKUKAN TAKBIRATUL IHRAM
Saat mulai membaca takbiratul ihram “Allahu Akbar”, ia ragu apakah takbir yang dilakukannya itu sudah sah atau belum sah. Sehingga ia langsung mengulanginya lagi dengan membaca takbir. Peristiwa itu terus menerus terulang, terkadang sampai imamnya hampir ruku’.
Ibnul Qayyim rahimahullaah berkata: “Termasuk tipu daya syetan yang banyak mengganggu mereka adalah was-was dalam bersuci (berwudhu) dan niat atau saat takbiratul ihram dalam sholat”. Was-was itu membuat mereka tersiksa dan tidak tenteram.
2. TIDAK KONSENTRASI SAAT MEMBACA BACAAN SHOLAT
Sahabat Rasulullah Shollallaah ‘alaih wa sallam yaitu ‘Utsman bin Abil ‘Ash datang kepada Rasulullah dan mengadu: “Wahai Rasulullah, sesungguhnya syetan telah hadir dalam sholatku dan membuat bacaanku salah dan rancau”. Rasulullah Shollallaah ‘alaih wa sallam menjawab, “Itulah syaitan yang disebut dengan Khinzib. Apabila kamu merasakan kehadirannya, maka meludahlah ke kiri tiga kali dan berlindunglah kepada Allah Subhaanahu wa ta’aala Akupun melakukan hal itu dan Allah Subhaanahu wa ta’aala menghilangkan gangguan itu dariku” (HR. Muslim)
3. LUPA JUMLAH ROKA’AT YANG TELAH DIKERJAKAN
Abu Hurairah radhiyallaah ‘anhu berkata, “Sesungguhnya Rasulullah Shollallaah ‘alaih wa sallam telah bersabda: “Jika salah seorang dari kalian sholat, syetan akan datang kepadanya untuk menggodanya sampai ia tidak tahu berapa rakaat yang ia telah kerjakan. Apabila salah seorang dari kalian mengalami hal itu, hendaklah ia sujud dua kali (sujud sahwi) saat ia masih duduk dan sebelum salam, setelah itu baru mengucapkan salam” (HR. Bukhari dan Muslim)
4. HADIRNYA PIKIRAN YANG MEMALINGKAN KONSENTRASI
Abu Hurairah radhiyallaah ‘anhu berkata: “Rasulullah Shollallaah ‘alaih wa sallam bersabda, “Apabila dikumandangkan azan sholat, syetan akan berlari seraya terkentut-kentut sampai ia tidak mendengar suara azan tersebut. Apabila muadzin telah selesai azan, ia kembali lagi. Dan jika iqamat dikumandangkan, ia berlari. Apabila telah selesai iqamat, dia kembali lagi. Ia akan selalu bersama orang yang sholat seraya berkata kepadanya: “Ingatlah apa yang tadinya tidak kamu ingat!”, sehingga orang tersebut tidak tahu berapa rakaat ia sholat” (HR Bukhari)
5. TERGESA-GESA UNTUK MENYELESAIKAN SOLAT
Ibnul Qayyim berkata: “Sesungguhnya ketergesa-gesaan itu datangnya dari syetan, karena tergesa-gesa adalah sifat gegabah dan sembrono yang menghalang-halangi seseorang untuk berprilaku hati-hati, tenang dan santun serta meletakkan sesuatu pada tempatnya. Tergesa-gesa muncul kerana dua perilaku buruk,yaitu sembrono dan buru-buru sebelum waktunya”.
Tentu saja bila sholat dalam keadaan tergesa-gesa, maka cara pelaksanaannya asal mengerjakan solat, asal selesai, sudah!!!. Tidak ada ketenangan atau thuma’ninah.
Pada zaman Rasulullah Shollallaah ‘alaih wa sallam ada orang sholat dengan tergesa-gesa. Akhirnya Rasulullah Shollallaah ‘alaih wa sallam memerintahkannya untuk mengulanginya lagi karena sholat yang telah ia kerjakan belum sah.
Rasulullah Shollallaah ‘alaih wa sallam bersabda kepadanya: “Apabila kamu sholat, bertakbirlah (takbiratul ihram). Lalu bacalah dari Al-Qur’an yang mudah bagimu, lalu ruku’lah sampai kamu benar-benar ruku’ (thuma’ninah), lalu bangkitlah dari ruku’ sampai kamu tegak berdiri, kemudian sujudlah sampai kamu benar-benar sujud (thuma’ninah) dan lakukanlah hal itu dalam setiap rakaat solatmu” (HR Bukhari dan Muslim)
6. MELAKUKAN GERAKAN-GERAKAN YANG TIDAK PERLU
Dahulu ada seorang sahabat yang bermain kerikil ketika sedang tasyahud. Ia membolak-balikkannya. Melihat hal itu, maka Ibnu Umar segera menegurnya selepas solat. “Jangan bermain kerikil ketika sholat karena perbuatan tersebut berasal dari syetan. Tapi kerjakan seperti apa yang dikerjakan Rasulullah Shollallaah ‘alaih wa sallam”. Orang tersebut bertanya: “Apa yang dilakukannya?” Kemudian Ibnu Umar meletakkan tangan kanannya diatas paha kanannya dengan jari telunjuk menunjuk ke arah kiblat atau tempat sujud. “Demikianlah saya melihat apa yang dilakukan Rasulullah Shollallaah ‘alaih wa sallam”, kata Ibnu Umar. (HR Tirmidzi)
7. MENENGOK KE KANAN ATAU KE KIRI KETIKA SHOLAT
Dengan sadar atau tidak, seseorang yang sedang sholat memandang ke kiri atau ke kanan, itulah akibat godaan syetan penggoda. Karena itu, setelah takbiratul ihram, pusatkan pandangan pada satu titik. Yaitu tempat sujud. Sehingga perhatian kita menjadi fokus dan tidak mudah dicuri oleh syetan.
Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Aisyah radhiyallaah ‘anhaa, ia berkata: “Saya bertanya kepada Rasulullah Shollallaah ‘alaih wa sallam tentang hukum menengok ketika sholat”. Rasulullah Shollallaah ‘alaih wa sallam menjawab, “Itu adalah curian syetan atas sholat seorang hamba”. (HR Bukhari)
8. MENGUAP DAN MENGANTUK
Rasulullah Shollallaah ‘alaih wa sallam bersabda: “Menguap ketika sholat itu dari syetan. Karena itu bila kalian ingin menguap, maka tahanlah sebisa mungkin” (HR Thabrani).
Dalam riwayat lain Rasulullah Shollallaah ‘alaih wa sallam bersabda, “Adapun menguap itu datangnya dari syetan, maka hendaklah seseorang mencegahnya (menahannya) selagi bisa. Apabila ia berkata ha… berarti syaitan tertawa dalam mulutnya” (HR Bukhari dan Muslim)
9. BERSIN BERULANG KALI SAAT SHOLAT
Syetan ingin mengganggu kekhusyukkan sholat dengan bersin, sebagaimana yang dikatakan Abdullah bin Mas’ud: “Menguap dan bersin dalam sholat itu dari syetan” (Riwayat Thabrani).
Ibnu Hajar menguraikan pernyataan Ibnu Mas’ud radhiyallaah ‘anhu, “Bersin yang tidak disenangi Allah Subhaanahu wa ta’aala adalah yang terjadi dalam sholat, sedangkan bersin di luar solat itu tetap disenangi Allah Subhaanahu wa ta’aala. Hal itu tidak lain karena syetan memang ingin mengganggu sholat seseorang dengan berbagai cara”.
10. TERASA INGIN BUANG ANGIN ATAU BUANG AIR
Rasulullah Shollallaah ‘alaih wa sallam bersabda: “Apabila salah seorang dari kalian bimbang atas apa yang dirasakan di perutnya apakah telah keluar sesuatu darinya atau tidak, maka janganlah sekali-kali ia keluar dari masjid sampai ia yakin telah mendengar suara (keluarnya angin) atau mencium baunya” (HR Muslim).
Berbahagialah orang-orang muslim yang selama ini terbebas dari berbagai macam gangguan syetan dalam solat. Semoga kita semua dibebaskan oleh Allah Subhaanahu wa ta’aala dari gangguan-gangguan tersebut. Dan bagi yang merasakan gangguan tersebut, sebagian atau keseluruhannya, janganlah putus asa untuk berjihad melawan godaan syetan yang terkutuk.
SUBHANALLAH...
1. WAS-WAS SAAT MELAKUKAN TAKBIRATUL IHRAM
Saat mulai membaca takbiratul ihram “Allahu Akbar”, ia ragu apakah takbir yang dilakukannya itu sudah sah atau belum sah. Sehingga ia langsung mengulanginya lagi dengan membaca takbir. Peristiwa itu terus menerus terulang, terkadang sampai imamnya hampir ruku’.
Ibnul Qayyim rahimahullaah berkata: “Termasuk tipu daya syetan yang banyak mengganggu mereka adalah was-was dalam bersuci (berwudhu) dan niat atau saat takbiratul ihram dalam sholat”. Was-was itu membuat mereka tersiksa dan tidak tenteram.
2. TIDAK KONSENTRASI SAAT MEMBACA BACAAN SHOLAT
Sahabat Rasulullah Shollallaah ‘alaih wa sallam yaitu ‘Utsman bin Abil ‘Ash datang kepada Rasulullah dan mengadu: “Wahai Rasulullah, sesungguhnya syetan telah hadir dalam sholatku dan membuat bacaanku salah dan rancau”. Rasulullah Shollallaah ‘alaih wa sallam menjawab, “Itulah syaitan yang disebut dengan Khinzib. Apabila kamu merasakan kehadirannya, maka meludahlah ke kiri tiga kali dan berlindunglah kepada Allah Subhaanahu wa ta’aala Akupun melakukan hal itu dan Allah Subhaanahu wa ta’aala menghilangkan gangguan itu dariku” (HR. Muslim)
3. LUPA JUMLAH ROKA’AT YANG TELAH DIKERJAKAN
Abu Hurairah radhiyallaah ‘anhu berkata, “Sesungguhnya Rasulullah Shollallaah ‘alaih wa sallam telah bersabda: “Jika salah seorang dari kalian sholat, syetan akan datang kepadanya untuk menggodanya sampai ia tidak tahu berapa rakaat yang ia telah kerjakan. Apabila salah seorang dari kalian mengalami hal itu, hendaklah ia sujud dua kali (sujud sahwi) saat ia masih duduk dan sebelum salam, setelah itu baru mengucapkan salam” (HR. Bukhari dan Muslim)
4. HADIRNYA PIKIRAN YANG MEMALINGKAN KONSENTRASI
Abu Hurairah radhiyallaah ‘anhu berkata: “Rasulullah Shollallaah ‘alaih wa sallam bersabda, “Apabila dikumandangkan azan sholat, syetan akan berlari seraya terkentut-kentut sampai ia tidak mendengar suara azan tersebut. Apabila muadzin telah selesai azan, ia kembali lagi. Dan jika iqamat dikumandangkan, ia berlari. Apabila telah selesai iqamat, dia kembali lagi. Ia akan selalu bersama orang yang sholat seraya berkata kepadanya: “Ingatlah apa yang tadinya tidak kamu ingat!”, sehingga orang tersebut tidak tahu berapa rakaat ia sholat” (HR Bukhari)
5. TERGESA-GESA UNTUK MENYELESAIKAN SOLAT
Ibnul Qayyim berkata: “Sesungguhnya ketergesa-gesaan itu datangnya dari syetan, karena tergesa-gesa adalah sifat gegabah dan sembrono yang menghalang-halangi seseorang untuk berprilaku hati-hati, tenang dan santun serta meletakkan sesuatu pada tempatnya. Tergesa-gesa muncul kerana dua perilaku buruk,yaitu sembrono dan buru-buru sebelum waktunya”.
Tentu saja bila sholat dalam keadaan tergesa-gesa, maka cara pelaksanaannya asal mengerjakan solat, asal selesai, sudah!!!. Tidak ada ketenangan atau thuma’ninah.
Pada zaman Rasulullah Shollallaah ‘alaih wa sallam ada orang sholat dengan tergesa-gesa. Akhirnya Rasulullah Shollallaah ‘alaih wa sallam memerintahkannya untuk mengulanginya lagi karena sholat yang telah ia kerjakan belum sah.
Rasulullah Shollallaah ‘alaih wa sallam bersabda kepadanya: “Apabila kamu sholat, bertakbirlah (takbiratul ihram). Lalu bacalah dari Al-Qur’an yang mudah bagimu, lalu ruku’lah sampai kamu benar-benar ruku’ (thuma’ninah), lalu bangkitlah dari ruku’ sampai kamu tegak berdiri, kemudian sujudlah sampai kamu benar-benar sujud (thuma’ninah) dan lakukanlah hal itu dalam setiap rakaat solatmu” (HR Bukhari dan Muslim)
6. MELAKUKAN GERAKAN-GERAKAN YANG TIDAK PERLU
Dahulu ada seorang sahabat yang bermain kerikil ketika sedang tasyahud. Ia membolak-balikkannya. Melihat hal itu, maka Ibnu Umar segera menegurnya selepas solat. “Jangan bermain kerikil ketika sholat karena perbuatan tersebut berasal dari syetan. Tapi kerjakan seperti apa yang dikerjakan Rasulullah Shollallaah ‘alaih wa sallam”. Orang tersebut bertanya: “Apa yang dilakukannya?” Kemudian Ibnu Umar meletakkan tangan kanannya diatas paha kanannya dengan jari telunjuk menunjuk ke arah kiblat atau tempat sujud. “Demikianlah saya melihat apa yang dilakukan Rasulullah Shollallaah ‘alaih wa sallam”, kata Ibnu Umar. (HR Tirmidzi)
7. MENENGOK KE KANAN ATAU KE KIRI KETIKA SHOLAT
Dengan sadar atau tidak, seseorang yang sedang sholat memandang ke kiri atau ke kanan, itulah akibat godaan syetan penggoda. Karena itu, setelah takbiratul ihram, pusatkan pandangan pada satu titik. Yaitu tempat sujud. Sehingga perhatian kita menjadi fokus dan tidak mudah dicuri oleh syetan.
Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Aisyah radhiyallaah ‘anhaa, ia berkata: “Saya bertanya kepada Rasulullah Shollallaah ‘alaih wa sallam tentang hukum menengok ketika sholat”. Rasulullah Shollallaah ‘alaih wa sallam menjawab, “Itu adalah curian syetan atas sholat seorang hamba”. (HR Bukhari)
8. MENGUAP DAN MENGANTUK
Rasulullah Shollallaah ‘alaih wa sallam bersabda: “Menguap ketika sholat itu dari syetan. Karena itu bila kalian ingin menguap, maka tahanlah sebisa mungkin” (HR Thabrani).
Dalam riwayat lain Rasulullah Shollallaah ‘alaih wa sallam bersabda, “Adapun menguap itu datangnya dari syetan, maka hendaklah seseorang mencegahnya (menahannya) selagi bisa. Apabila ia berkata ha… berarti syaitan tertawa dalam mulutnya” (HR Bukhari dan Muslim)
9. BERSIN BERULANG KALI SAAT SHOLAT
Syetan ingin mengganggu kekhusyukkan sholat dengan bersin, sebagaimana yang dikatakan Abdullah bin Mas’ud: “Menguap dan bersin dalam sholat itu dari syetan” (Riwayat Thabrani).
Ibnu Hajar menguraikan pernyataan Ibnu Mas’ud radhiyallaah ‘anhu, “Bersin yang tidak disenangi Allah Subhaanahu wa ta’aala adalah yang terjadi dalam sholat, sedangkan bersin di luar solat itu tetap disenangi Allah Subhaanahu wa ta’aala. Hal itu tidak lain karena syetan memang ingin mengganggu sholat seseorang dengan berbagai cara”.
10. TERASA INGIN BUANG ANGIN ATAU BUANG AIR
Rasulullah Shollallaah ‘alaih wa sallam bersabda: “Apabila salah seorang dari kalian bimbang atas apa yang dirasakan di perutnya apakah telah keluar sesuatu darinya atau tidak, maka janganlah sekali-kali ia keluar dari masjid sampai ia yakin telah mendengar suara (keluarnya angin) atau mencium baunya” (HR Muslim).
Berbahagialah orang-orang muslim yang selama ini terbebas dari berbagai macam gangguan syetan dalam solat. Semoga kita semua dibebaskan oleh Allah Subhaanahu wa ta’aala dari gangguan-gangguan tersebut. Dan bagi yang merasakan gangguan tersebut, sebagian atau keseluruhannya, janganlah putus asa untuk berjihad melawan godaan syetan yang terkutuk.
SUBHANALLAH...
TANDA MENINGGAL HUSNUL KHOTIMAH
Meninggal dunia dalam keadaan Khusnul Khatimah atau akhir yang baik merupakan dambaan setiap insan. Setidaknya ada 4 buah hadits dan 1 ayat Al Qur'an yang dijadikan rujukan untuk menentukan tanda mati yang baik ini. Menurut Al Imam Al Abani ra dalam kitabnya, Ahkamul Jana'iz Wa Bida'uha, setidaknya tanda- tanda meninggal khusnul khatimah antara lain sebagai berikut
1. Mengucapkan syahadat ketika hendak meninggal.
Rasulullah SAW bersabda, "Siapa yang akhir ucapannya adalah kalimat Laa ilaaha Illallah ia akan
masuk surga. (HR. Al Hakim).
2.Dahi berkeringat.
2.Dahi berkeringat.
Rasulullah SAW bersabda, "Meninggalnya seorang mukmin dengan keringat di dahi." (HR. Ahmad).
3. Meninggal pada malam atau siang hari Jum'at.
Rasulullah SAW bersabda, "Tidak ada seorang muslim pun yang meninggal pada hari jum'at, kecuali Allah
3. Meninggal pada malam atau siang hari Jum'at.
Rasulullah SAW bersabda, "Tidak ada seorang muslim pun yang meninggal pada hari jum'at, kecuali Allah
akan menjaganya dari fitnah kubur." (HR. Ahmad, At Tirmidzi).
4. Meninggal syahid di medan perang.
Allah SWT berfirman dalam QS Ali 'Imran : 169. janganlah kamu mengira bahwa orang-orang yang gugur di jalan Allah itu mati; bahkan mereka itu hidup[1] disisi Tuhannya dengan mendapat rezki. 170. mereka dalam Keadaan gembira disebabkan karunia Allah yang diberikan-Nya kepada mereka, dan mereka bergirang hati terhadap orang-orang yang masih tinggal di belakang yang belum menyusul mereka[2], bahwa tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati. 171. mereka bergirang hati dengan nikmat dan karunia yang yang besar dari Allah, dan bahwa Allah tidak menyia-nyiakan pahala orang-orang yang beriman.
Penjelasan ayat:
[1] Yaitu hidup dalam alam yang lain yang bukan alam kita ini, di mana mereka mendapat kenikmatan-kenikmatan di sisi Allah, dan hanya Allah sajalah yang mengetahui bagaimana Keadaan hidup itu.
[2] Maksudnya ialah teman-temannya yang masih hidup dan tetap berjihad di jalan Allah s.w.t.
5. Meninggal dalam keadaan beramal saleh.
Rasulullah SAW bersabda, "Siapa yang mengucapkan Laa Ilaaha Illallah karena mengaharapkan wajah Allah, yang ia menutup hidupnya dengan amal tersebut maka ia masuk surga.
Siapa yang berpuasa sehari karena mengharapkan wajah Allah SWT, yang ia menutup hidupnya dengan amal tersebut maka ia masuk surga.
Siapa yang bersedekah dengan satu sedekah karena mengharapkan wajah Allah SWT, yang ia menutup hidupnya dengan amal tersebut maka ia masuk surga." (HR. Ahmad).
Subhanallah... Ya Allah semoga kelak saat kita di ambil nyawanya dalam keadaan khusnul khatimah, Aamiin ya Rabbal 'Alamin.
4. Meninggal syahid di medan perang.
Allah SWT berfirman dalam QS Ali 'Imran : 169. janganlah kamu mengira bahwa orang-orang yang gugur di jalan Allah itu mati; bahkan mereka itu hidup[1] disisi Tuhannya dengan mendapat rezki. 170. mereka dalam Keadaan gembira disebabkan karunia Allah yang diberikan-Nya kepada mereka, dan mereka bergirang hati terhadap orang-orang yang masih tinggal di belakang yang belum menyusul mereka[2], bahwa tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati. 171. mereka bergirang hati dengan nikmat dan karunia yang yang besar dari Allah, dan bahwa Allah tidak menyia-nyiakan pahala orang-orang yang beriman.
Penjelasan ayat:
[1] Yaitu hidup dalam alam yang lain yang bukan alam kita ini, di mana mereka mendapat kenikmatan-kenikmatan di sisi Allah, dan hanya Allah sajalah yang mengetahui bagaimana Keadaan hidup itu.
[2] Maksudnya ialah teman-temannya yang masih hidup dan tetap berjihad di jalan Allah s.w.t.
5. Meninggal dalam keadaan beramal saleh.
Rasulullah SAW bersabda, "Siapa yang mengucapkan Laa Ilaaha Illallah karena mengaharapkan wajah Allah, yang ia menutup hidupnya dengan amal tersebut maka ia masuk surga.
Siapa yang berpuasa sehari karena mengharapkan wajah Allah SWT, yang ia menutup hidupnya dengan amal tersebut maka ia masuk surga.
Siapa yang bersedekah dengan satu sedekah karena mengharapkan wajah Allah SWT, yang ia menutup hidupnya dengan amal tersebut maka ia masuk surga." (HR. Ahmad).
Subhanallah... Ya Allah semoga kelak saat kita di ambil nyawanya dalam keadaan khusnul khatimah, Aamiin ya Rabbal 'Alamin.
--------------------------------------------------------------------------------------------------------
5 Waktu tidur yang dilarang oleh Rasulullah SAW
1- Tidur selepas makan.
2- Tidur sepanjang hari.
3- Tidur selepas solat Subuh dan awal pagi.
4- Tidur pada waktu asar.
5- Tidur sebelum solat Isyak.
Rasulallah SAW bersabda :"Barang siapa yang menyampaikan 1
(satu) ilmu saja dan ada orang yang mengamalkannya, maka
walaupun yang menyampaikan sudah tiada (meninggal dunia), dia
akan tetap memperoleh pahala."(HR. Al-Bukhari)
SUBHANALLAH
Semoga ALLAH senantiasa membimbing kita agar selalu mengikuti sunnah Rasulullah Saw dan menjadikan kita semua sebagai hamba-hamba ALLAH yang senantiasa beriman dan bertakwa kepada-Nya. Aamiin
1- Tidur selepas makan.
2- Tidur sepanjang hari.
3- Tidur selepas solat Subuh dan awal pagi.
4- Tidur pada waktu asar.
5- Tidur sebelum solat Isyak.
Rasulallah SAW bersabda :"Barang siapa yang menyampaikan 1
(satu) ilmu saja dan ada orang yang mengamalkannya, maka
walaupun yang menyampaikan sudah tiada (meninggal dunia), dia
akan tetap memperoleh pahala."(HR. Al-Bukhari)
SUBHANALLAH
Semoga ALLAH senantiasa membimbing kita agar selalu mengikuti sunnah Rasulullah Saw dan menjadikan kita semua sebagai hamba-hamba ALLAH yang senantiasa beriman dan bertakwa kepada-Nya. Aamiin
BELAJAR TAWAKKAL (DALAM MENGAIS REZEKI) DARI SEEKOR BURUNG
"Sungguh, seandainya kalian bertawakal kepada Allah sebenar-benar tawakal, niscaya kalian akan diberi REZKI sebagaimana REZKI burung-burung. Mereka berangkat pagi-pagi dalam keadaan lapar dan pulang sore hari dalam keadaan kenyang.” (HR At-Tirmidzi)
TERNYATA ada beberapa SIFAT dan SIKAP yang dilakukan oleh burung dalam mencari makanannya, yaitu:
1. BURUNG SELALU BANGUN PAGI
Tidak ada burung yang bangunnya kesiangan, kecuali burung sakit, atau burung malam (burung hantu). Namun jika dilihat secara umum, burung selalu bangun pagi. Ia bangun dengan penuh OPTIMISME, RIANG dan GEMBIRA tanpa ada rasa KHAWATIR sedikitpun akan makan apa hari ini, tidak pernah KHAWATIR akan REZKI yang pasti sudah disiapkan oleh الله. Bahkan di celah persiapannya, dia sambil sibuk bernyanyi dan membangunkan manusia, seolah dia menunjukkan kepada kita akan REZKI الله yang selalu siap kita jemput. Seolah ia menunjukkan kepada kita bagaimana ia BERTASBIH kepada الله, melalui kicauannya.
Contohlah burung saat ia bangun pagi, ia selalu menyempatkan diri untuk BERSYUKUR, MEMUJI الله yang Maha Pemurah, dan BERTASBIH kepada الله melalui nyanyiannya. Kita diberi infrastruktur jauh lebih istimewa daripada burung, mari kita gunakan waktu kita untuk bangun pagi, BERSYUKUR, BERTASBIH dan BERMUNAJAT kepada الله, seperti yang dilakukan oleh burung.
2. BURUNG BERUSAHA BERDIRI, PERSIAPAN SEBELUM TERBANG
Dalam usaha mencari REZKI, kita juga harus melakukan “pemanasan”, persiapan FISIK maupun MENTAL, maupun FIKIRAN guna kesempurnaan IKHTIAR kita.
3. BURUNG TERBANG DAN MENGEPAKKAN SAYAP MELAWAN GRAVITASI BUMI
Dalam usaha mencari REZKI, jarang sekali tanpa hambatan ataupun kesulitan yang kita hadapi, seperti burung saat terbang dia BERUSAHA SEKUAT TENAGA untuk melawan grafitasi bumi, agar tidak terjatuh.
Seperti kita, di setiap usaha ada saja penolakan, kelelahan, kesulitan, kebuntuan berfikir yang kadang kita temui, namun yakinlah, bahwa semua itu akan membuat kita menjadi lebih taft (tough), lebih tangguh, lebih ahli di kemudian hari, seperti otot-otot sayap burung, karena setiap hari melawan kuatnya gravitasi bumi, dia akan menjadi lebih KUAT dan KUAT LAGI, hingga jika dalam cuaca ekstrim sekalipun, dia telah terbiasa. Jika kita telah terbiasa dengan “ hujan badai “ sulitnya mencari REZKI, maka disaat ada cuaca normal, semua kondisi wajar, kita akan dengan mudah menaklukkan tantangan kehidupan tersebut.
4. SAAT TERBANG SELALU YAKIN DAN TAK PERNAH RAGU
“Dan barang siapa yang bertawakal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan) nya.” (Ath Tholaq: 3)
Saat kita telah berdo’a, dan BERTAWAKKAL kepada الله, maka jangan pernah ragukan hasilnya, karena yakinlah, الله telah mempersiapkan REZKI untuk kita. Burung tak pernah RAGU saat terbang, dia selalu yakin bahwa, disana ada HARAPAN, yang telah dipersiapkan oleh الله.
5. TERBANG DGN INSTING, KE TEMPAT YANG RIMBUN DAN SUBUR
Dalam usaha mencari REZKI, diperlukan “ILMU” yang relevan, guna menunjang kesempurnaan IKHTIAR. Jikalau burung hanya dibekali insting oleh الله, untuk mencari tempat-tempat yang rimbun dan subur makanan, maka kita diberi panca indra dan akal pikiran yang luar biasa oleh الله, yang bisa kita gunakan untuk menganalisa dimana tempat-tempat yang subur dan rimbun akan REZKI الله.
6. SETELAH MAKAN, DIA BAWA PULANG SEBAGIAN REZKINYA
Saat mencari REZKI, jangan pernah lupakan beban AMANAH KELUARGA, anak istri yang selalu menanti hasil ikhtiar yang kita lakukan.
7. JIKA MENGAMBIL MAKANAN, BURUNG TIDAK PERNAH MERUSAK
Saat mengambil makanan, burung selalu dengan cara yang INDAH dan SANTUN, tidak pernah ia melakukan perusakan dalam proses pencarian makanan, bahkan ada beberapa jenis burung yang membantu proses pembuahan beberapa tanaman.
Malu rasanya, jika kita dalam proses mencari REZKI kita, harus merugikan orang, harus merusak hak-hak orang, harus menyakiti dan mengecewakan orang lain.
“Barang siapa yg merasa lelah di sore hari karena mencari REZKI dgn tangannya, maka akan diampuni dosa dosanya.” (HR Tabroni)
Subhanallah ...
Semoga ALLAH senantiasa melindungi kita dari godaan setan yang terkutuk, dan semoga ALLAH selalu memberikan kita kesabaran dalam setiap ujiannnya dan memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada kita semua. Aamiin
"Sungguh, seandainya kalian bertawakal kepada Allah sebenar-benar tawakal, niscaya kalian akan diberi REZKI sebagaimana REZKI burung-burung. Mereka berangkat pagi-pagi dalam keadaan lapar dan pulang sore hari dalam keadaan kenyang.” (HR At-Tirmidzi)
TERNYATA ada beberapa SIFAT dan SIKAP yang dilakukan oleh burung dalam mencari makanannya, yaitu:
1. BURUNG SELALU BANGUN PAGI
Tidak ada burung yang bangunnya kesiangan, kecuali burung sakit, atau burung malam (burung hantu). Namun jika dilihat secara umum, burung selalu bangun pagi. Ia bangun dengan penuh OPTIMISME, RIANG dan GEMBIRA tanpa ada rasa KHAWATIR sedikitpun akan makan apa hari ini, tidak pernah KHAWATIR akan REZKI yang pasti sudah disiapkan oleh الله. Bahkan di celah persiapannya, dia sambil sibuk bernyanyi dan membangunkan manusia, seolah dia menunjukkan kepada kita akan REZKI الله yang selalu siap kita jemput. Seolah ia menunjukkan kepada kita bagaimana ia BERTASBIH kepada الله, melalui kicauannya.
Contohlah burung saat ia bangun pagi, ia selalu menyempatkan diri untuk BERSYUKUR, MEMUJI الله yang Maha Pemurah, dan BERTASBIH kepada الله melalui nyanyiannya. Kita diberi infrastruktur jauh lebih istimewa daripada burung, mari kita gunakan waktu kita untuk bangun pagi, BERSYUKUR, BERTASBIH dan BERMUNAJAT kepada الله, seperti yang dilakukan oleh burung.
2. BURUNG BERUSAHA BERDIRI, PERSIAPAN SEBELUM TERBANG
Dalam usaha mencari REZKI, kita juga harus melakukan “pemanasan”, persiapan FISIK maupun MENTAL, maupun FIKIRAN guna kesempurnaan IKHTIAR kita.
3. BURUNG TERBANG DAN MENGEPAKKAN SAYAP MELAWAN GRAVITASI BUMI
Dalam usaha mencari REZKI, jarang sekali tanpa hambatan ataupun kesulitan yang kita hadapi, seperti burung saat terbang dia BERUSAHA SEKUAT TENAGA untuk melawan grafitasi bumi, agar tidak terjatuh.
Seperti kita, di setiap usaha ada saja penolakan, kelelahan, kesulitan, kebuntuan berfikir yang kadang kita temui, namun yakinlah, bahwa semua itu akan membuat kita menjadi lebih taft (tough), lebih tangguh, lebih ahli di kemudian hari, seperti otot-otot sayap burung, karena setiap hari melawan kuatnya gravitasi bumi, dia akan menjadi lebih KUAT dan KUAT LAGI, hingga jika dalam cuaca ekstrim sekalipun, dia telah terbiasa. Jika kita telah terbiasa dengan “ hujan badai “ sulitnya mencari REZKI, maka disaat ada cuaca normal, semua kondisi wajar, kita akan dengan mudah menaklukkan tantangan kehidupan tersebut.
4. SAAT TERBANG SELALU YAKIN DAN TAK PERNAH RAGU
“Dan barang siapa yang bertawakal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan) nya.” (Ath Tholaq: 3)
Saat kita telah berdo’a, dan BERTAWAKKAL kepada الله, maka jangan pernah ragukan hasilnya, karena yakinlah, الله telah mempersiapkan REZKI untuk kita. Burung tak pernah RAGU saat terbang, dia selalu yakin bahwa, disana ada HARAPAN, yang telah dipersiapkan oleh الله.
5. TERBANG DGN INSTING, KE TEMPAT YANG RIMBUN DAN SUBUR
Dalam usaha mencari REZKI, diperlukan “ILMU” yang relevan, guna menunjang kesempurnaan IKHTIAR. Jikalau burung hanya dibekali insting oleh الله, untuk mencari tempat-tempat yang rimbun dan subur makanan, maka kita diberi panca indra dan akal pikiran yang luar biasa oleh الله, yang bisa kita gunakan untuk menganalisa dimana tempat-tempat yang subur dan rimbun akan REZKI الله.
6. SETELAH MAKAN, DIA BAWA PULANG SEBAGIAN REZKINYA
Saat mencari REZKI, jangan pernah lupakan beban AMANAH KELUARGA, anak istri yang selalu menanti hasil ikhtiar yang kita lakukan.
7. JIKA MENGAMBIL MAKANAN, BURUNG TIDAK PERNAH MERUSAK
Saat mengambil makanan, burung selalu dengan cara yang INDAH dan SANTUN, tidak pernah ia melakukan perusakan dalam proses pencarian makanan, bahkan ada beberapa jenis burung yang membantu proses pembuahan beberapa tanaman.
Malu rasanya, jika kita dalam proses mencari REZKI kita, harus merugikan orang, harus merusak hak-hak orang, harus menyakiti dan mengecewakan orang lain.
“Barang siapa yg merasa lelah di sore hari karena mencari REZKI dgn tangannya, maka akan diampuni dosa dosanya.” (HR Tabroni)
Subhanallah ...
Semoga ALLAH senantiasa melindungi kita dari godaan setan yang terkutuk, dan semoga ALLAH selalu memberikan kita kesabaran dalam setiap ujiannnya dan memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada kita semua. Aamiin
SETENGAH JAM DIKUBUR, JENAZAH BERUBAH MENJADI GOSONG (HANGUS)
Pagi itu suasana cerah, sebuah truk yang sarat dengan barang pindahan masuk pekarangan sebuah rumah yang baru selesai di bangun. Melihat ada warga pindahan yang akan menjadi penduduk baru.
Masyarakat bergegas membantunya, mereka sibuk mengangkut barang barang masuk ke dalam rumah. Setelah selesai. Pemilik rumah langsung berkenaln dan akrab dengan masyarakat.
"Nama saya Karta,saya pindahan dari kampung sawah, ini istri saya,Nita" ujar Karta.au seorang ibu keluar dari rumah tersebut dengan menggengam sapu di tangan.
"Kalau ibu yang tua itu siapa?" Tanya salah satu tetangga yang baru saja di salami Karta.
"Ohh.....itu ibu saya, nama beliau Fatimah, suaminya sudah meninggal dunia, saya anak pertama,sehingga saya bertanggung jawab atas keluarga, terutama ibu, jadi saya ajak ibu untuk tinggal bersama kami".cerita karta.
Keluarga Karta tampak harmonis, masyarakatpun akrab dengan keluarga karta. Banyak tetangga yang memuji keluarga itu, karena jarang terdengar percekcokan.
Akan tetapi,siapa sangka, apa yang tampak di mata warga sekitar situ teryata berbeda dengan kenyataan. Memang pada awalnya di keluarga itu tidak ada terjadi perseteruan. Namun di kemudian harinya ada saja masalah, hal hal yang remehpun bisa menjadi sumber masalah, terutama antara Ibu Fatimah dan istri Karta selalu saja terjadi perselisihan. Ibu Fatimah sering menerima cacian, hinaan fitnahan dari istri Karta. Akan tetapi ibu Fatimah selalu sabar menerimanya, dia tidak pernah membalas perlakuan sang menantu.
Harapan yang di idam idamkan untuk menghabiskan masa tuanya dengan anak, menantu dan cucu dalam keseharian yang di warnai bunga bunga kebahagiaan teryata pupus sudah. Tetapi demi kasihnya untuk anak tercinta, dia rela menerima berbagai perlakuan yang tidak sewajarnya dari sang menantu.
"Eh tua bangka,jangan enak enakan di sini ya .... memangnya ngak ada yang di kerjain, kerjanya cuma ngobrol saja!" bentak menantunya.
Padahal sang ibu sudah bekerja seharian penuh, namun ada saja yang salah pada dirinya. Cacian, hinaan, fitnahan selalu saja di tuduhkan ke dirinya. Bahkan darah dagingnya sendiri yang ia lahirkan, dirawat sejak kecil ikut membencinya.
"Mas, saya tidak suka dengan ibu, masa seharian kerjanya cuma duduk duduk saja, saya kan capek sudah harus merawat anak kita si Dini, merapikan rumah,eh .... ada yang lain bukannya ikut membantu " kata Nita kepada suaminya.
"Sudahlah kamu tenang saja,nanti saya yang bicara kepada ibu, lama lama hilang juga kesabaran saya kepadanya," ucap Karta.
Hasutan demi hasutan terus di tuduhkan kepada ibunya. Tak tahan mendengar pengaduan istrinya. Karta yang tadinya tidak ambil pusing akhirnya menegur ibunya. Hingga suatu malam terjadi pertengkaran yang hebat.
"Mas,saya sudah tak sanggup tinggal di rumah ini, seperti di neraka saja, saya atau dia yang keluar dari rumah ini. Kalau Mas tidak mengeluarin tua bangka itu dari rumah malam ini juga, saya yang akan keluar! " tantang Nita.
Karena termakan dengan fitnah istrinya, akhirnya Karta tega mengusir ibunya sendiri.
"Bu, saya sudah tidak sanggup dengan sikap ibu, ada saja pertengkaran yang muncul. Daripada rumah tangga saya hancur karena keberadaan ibu di rumah ini, lebih baik ibu keluar dari rumah ini malam ini juga, Ibu bisa tinggal dirumah Tini atau Tuti." usir Karta.
"Saya Tidak mau tahu, bagaimanapun caranya ibu harus meninggalkan rumah malam ini juga," bentak Karta tanpa risih lagi.
"Nak ibu akan keluar dari sini, akan tetapi malam sudah larut, bagaimana mungkin ibu pergi. Ijinkan ibu untuk tinggal malam ini saja, esok pagi ibu akan meninggalkan rumah ini", pinta ibu Fatimah.
Lagi lagi istri Karta menyela,"Mas,saya atau dia yang keluar meninggalkan rumah ini!"
Karena Karta takut kehilangan istrinya yang di cintainya, dia lebih rela ibunya yang harus keluar dari rumahnya. Padahal di rumah itu ibunya pun memiliki saham buat mengadakan rumah tersebut.
"Keluar!, saya tidak mau tahu ! ", bentak Karta dengan bengis. Bahkan dengan sombongnya Karta pun mendorong ibunya keluar rumah.
Nita ,istri Karta sendiri dengan angkuhnya, seakan akan menunjukkan dirinya bahwa dialah pemenangnya.
Hanya berbekal beberapa potong pakaian,tanpa di beri uang satu rupiah pun, ibu Fatimah Meninggalkan rumah itu.
"SAYA TIDAK AKAN RIDHO DUNIA AKHERAT AKAN PERLAKUANNYA KEPADAKU, KUHARAMKAN AIR SUSU YANG TELAH DIMINUMNYA, SEMOGA DIA DI BAKAR DI DUNIA DAN DI AKHERAT", kutuk ibu Fatimah, dengan air mata yang terus mengalir di pipinya yang sudah mulai mengeriput.
Wanita tua itu terus menyelusuri jalan raya seorang diri. Karena tidak membawa uang sepeserpun. Bu Fatimah terpaksa berjalan kaki menuju rumah anaknya yang lain.
Sejak kepergian ibunya, kehidupan rumah tangga karta bukannya bertambah harmonis. Bahkan belakangan Karta jatuh sakit. Sembilan bulan lamanya Karta Melawan sakit. Berawal hanya gatal gatal biasa, kemudian lama kelamaan tampak memerah di sekitar perutnya.
Beberapa dokter dan paranormal telah ia datangi, namun pengobatannya yang ia jalani sia sia saja, tak ada hasilnya, bahkan harta yang ia miliki mulai habis untuk mengobati penyakit itu.
Badan mulai mengurus, jalan pun sudah mulai tak sanggup, akhirnya ia berbaring lemah sepnjang waktu di ranjangnya, dari perutnya keluar cairan yang sangat bau.
Teman teman dan para tetangganya pun mulai menjauh takut tertular dengan penyakit karta. Badanya tak bisa di gerak gerakkan kekanan atau kekiri karena akan menimbulkan rasa sakit yang amat sangat bila bergerak. Belakang tubuhnya mulai lecet lecet di sebabkan lama berbaring kaku di ranjang.
Karta menyadari bahwa sakit yang dideritanya itu di sebabkan oleh sikapnya yang telah mendurhakai ibunya sendiri. Makanya ia pun meminta agar sang ibu datang kerumahnya agar ia bisa minta maaf kepada sang ibu.
"Tolong panggilkan ibu saya,saya ingin bertemu denganya, saya telah berdosa kepadanya," ratap Karta.
Maka diutuslah seorang tetangganya untuk meminta ibunya datang. Namun sang ibu tidak bergeming. Hatinya terlalu sakit menerima perlakuan anaknya yang kurang ajar dan tidak tahu balas budi itu.
"Luka hatiku jauh lebih sakit dari apa yang ia derita," ujar ibu Fatimah menolak orang yang merayunya untuk datang menemui anaknya. Orang itupun dengan langkah gontai pergi meninggalkan rumah Tini.
Sementara itu Karta di ranjangnya, Karta terus merasakan sakit yang amat sangat. Tubuh Karta meronta ronta kesakitan, matanya melotot, seakan ada mahkluk yang sangat menyeramkan di hadapanya.
"Mas, mas ... kenapa mas?... istigfar mas,mas ..... astaughfirullohhal adziim..," ujar Nita sambil memegang tubuh Karta yang kian lama hentakanya semakin keras.
Nita sadar, suaminya sedang menghadapi sakarotul maut, ia pun menuntun suaminya dengan membaca kalimat Tahlil.
"Laa ilaaha illallah,...."berkali kali, dengan deraian airmata Nita terus menuntun suaminya agar mengikuti ucapannya..
Sampai datang waktu subuh, Karta masih saja merasakan sakarotul maut. Nita pergi meninggalkan suaminya untuk menunaikan sholat subuh. Dengan air mata berlinang ia sujud memohon kepada Allah SWT, agar suaminya cepat di ambil nyawanya daripada harus tersiksa seperti itu.
Pada pukul setengah enam, dengan mata yang sembab, Nita kembali masuk ke kamar suaminya. Dipegangnya tubuh Karta, dingin sudah merayapi sekujur tubuhnya. Nafasnya tercekat di Leher, terdengar orokan panjang dari mulutnya.
Tepat jam enam pagi, Karta menghembuskan Nafas Terakhirnya, dengan mata melotot, seolah olah melihat ke atas dan jari tangan yang membengkok kaku serta mulut yang menggangga lebar.
Orang orang sibuk menyiapkan prosesi kematian Karta. Masyarakat sekitar datang berduyun duyun untuk bertakziah ....
Baru melangkahkan kaki di pintu masuk, tercium bau yang tak sedap, padahal ruangan sudah di semprot wewangian, di setiap pojokan di letakkan kamper demi mengurangi bau tak sedap itu. Akan tetapi bau itu tetap saja ada. Pelayat yang datang serta merta menutup hidung agar tak tercium bau tak sedap itu.
Orang orang yang memandikan jenazah pun terpaksa harus menggunakan masker agar tidak tercium bau tak sedap. Anehnya air kotor dan bau yang keluar dari perut Karta tidak mau mengering. padahal perut itu sudah di tempelin berlapis lapis kapas.
Akhirnya orang orang yang mengurus jenazah langsung mengafani.
setelah selesai di sholatkan, jenazahpun di bawa ke tanah pemakaman dengan menggunakan mobil ambulance. Sesampai di pemakaman, liang lahat pun telah di persiapkan. Setelah prosesi pemakaman selesai, tak beberapa lama, rombongan siap kembali ke mobil. Tiba tiba datanglah beberapa laki laki yang tergesa gesa.
"Saya tak mengijinkan mayat ini di kubur di tanah ini, karena kami membayar tanah di sekitar ini. Tanah ini sudah menjadi kavling pemakaman keluarga kami. Saya mohon angkat jenazah itu sekarang juga", ujar orang itu.
"Tolonglah pak, mayat ini sudah di kubur, tidak mungkin kami gali lagi," jawab pak ustadz Abdulah.
"Kami tidak mau tahu!. Tanah ini sudah menjadi milik keluarga kami. kami minta di gali sekarang juga!" ucap orang itu lagi dengan agak marah.
Karena orang yang mengaku memiliki tanah kavling itu ngak mau mengalah, akhirnya pihak keluarga karta terpaksa mengalah juga. Maka makam yang baru sekitar setengah jam di timbun itu pun di gali kembali untuk di pindahkan ketempat yang lain.
Ketika papan penutup liang lahat di bongkar, maka jenazah karta pun tampak dari luar. Semua orang tercengang melihat jenazah itu. Betapa tidak, kain kafan putih yang membalutnya berubah menjadi abu abu, seandainya kalau perubahan warna itu disebabkan oleh tanah makam yang berlumpur tentu warnanya coklat kemerahan ,bukan abu abu.
Hal ini tentu membuat tanda tanya besar di hati para pengantar jenazah. Ketika mayat itu hendak di angkat, orang orang yang mengangkatnya keheranan. Karena ukuran jenazah itu menjadi lebih pendek dari semula. Akibatnya bagian ujung kain kafan itu jadi tampak lebih panjang dari yang seharusnya.
"Pak ustadz,kain kafannya di buka dulu saja, sepertinya kok ada yang tidak beres?" kata beberapa orang.
Maka kain kafan itu pun dibuka.
Begitu kain kafan di terbuka, maka terkejutlah semua orang yang hadir. Betapa tidak, mayat Karta yang baru dikubur sekitar setengah jam, telah berubah menjadi hitam dan gosong seperti hangus terbakar.
Kakinya tertekuk ke dada. Begitu juga tangannya juga tertekuk. Mayat itu bentuknya tidak lagi lurus melainkan berubah seperti monyet. Pantas saja kalau mayatnya seperti lebih pendek.
Melihat kondisi jenazah yang mengerikan seperti itu, maka mereka segera membungkus kembali dengan kain kafan yang tadi, sementara beberapa orang mulai menggali lubang kubur baru yang letaknya di pinggir areal pemakaman dekat pagar batas.
Setelah penguburan selesai, satu persatu orang orang mulai meniggalkan makam itu. Kini Karta seorang diri di lubang kuburnya.Istri yang sangat di cintainya, yang di bela habis habisan pun tidak dapat menemaninya. (Sumber : di sadur Dari Majalah Hidayah)
Semoga ALLAH mewafatkan kita dalam keadaan khusnul khatimah. Aamiin.
Pagi itu suasana cerah, sebuah truk yang sarat dengan barang pindahan masuk pekarangan sebuah rumah yang baru selesai di bangun. Melihat ada warga pindahan yang akan menjadi penduduk baru.
Masyarakat bergegas membantunya, mereka sibuk mengangkut barang barang masuk ke dalam rumah. Setelah selesai. Pemilik rumah langsung berkenaln dan akrab dengan masyarakat.
"Nama saya Karta,saya pindahan dari kampung sawah, ini istri saya,Nita" ujar Karta.au seorang ibu keluar dari rumah tersebut dengan menggengam sapu di tangan.
"Kalau ibu yang tua itu siapa?" Tanya salah satu tetangga yang baru saja di salami Karta.
"Ohh.....itu ibu saya, nama beliau Fatimah, suaminya sudah meninggal dunia, saya anak pertama,sehingga saya bertanggung jawab atas keluarga, terutama ibu, jadi saya ajak ibu untuk tinggal bersama kami".cerita karta.
Keluarga Karta tampak harmonis, masyarakatpun akrab dengan keluarga karta. Banyak tetangga yang memuji keluarga itu, karena jarang terdengar percekcokan.
Akan tetapi,siapa sangka, apa yang tampak di mata warga sekitar situ teryata berbeda dengan kenyataan. Memang pada awalnya di keluarga itu tidak ada terjadi perseteruan. Namun di kemudian harinya ada saja masalah, hal hal yang remehpun bisa menjadi sumber masalah, terutama antara Ibu Fatimah dan istri Karta selalu saja terjadi perselisihan. Ibu Fatimah sering menerima cacian, hinaan fitnahan dari istri Karta. Akan tetapi ibu Fatimah selalu sabar menerimanya, dia tidak pernah membalas perlakuan sang menantu.
Harapan yang di idam idamkan untuk menghabiskan masa tuanya dengan anak, menantu dan cucu dalam keseharian yang di warnai bunga bunga kebahagiaan teryata pupus sudah. Tetapi demi kasihnya untuk anak tercinta, dia rela menerima berbagai perlakuan yang tidak sewajarnya dari sang menantu.
"Eh tua bangka,jangan enak enakan di sini ya .... memangnya ngak ada yang di kerjain, kerjanya cuma ngobrol saja!" bentak menantunya.
Padahal sang ibu sudah bekerja seharian penuh, namun ada saja yang salah pada dirinya. Cacian, hinaan, fitnahan selalu saja di tuduhkan ke dirinya. Bahkan darah dagingnya sendiri yang ia lahirkan, dirawat sejak kecil ikut membencinya.
"Mas, saya tidak suka dengan ibu, masa seharian kerjanya cuma duduk duduk saja, saya kan capek sudah harus merawat anak kita si Dini, merapikan rumah,eh .... ada yang lain bukannya ikut membantu " kata Nita kepada suaminya.
"Sudahlah kamu tenang saja,nanti saya yang bicara kepada ibu, lama lama hilang juga kesabaran saya kepadanya," ucap Karta.
Hasutan demi hasutan terus di tuduhkan kepada ibunya. Tak tahan mendengar pengaduan istrinya. Karta yang tadinya tidak ambil pusing akhirnya menegur ibunya. Hingga suatu malam terjadi pertengkaran yang hebat.
"Mas,saya sudah tak sanggup tinggal di rumah ini, seperti di neraka saja, saya atau dia yang keluar dari rumah ini. Kalau Mas tidak mengeluarin tua bangka itu dari rumah malam ini juga, saya yang akan keluar! " tantang Nita.
Karena termakan dengan fitnah istrinya, akhirnya Karta tega mengusir ibunya sendiri.
"Bu, saya sudah tidak sanggup dengan sikap ibu, ada saja pertengkaran yang muncul. Daripada rumah tangga saya hancur karena keberadaan ibu di rumah ini, lebih baik ibu keluar dari rumah ini malam ini juga, Ibu bisa tinggal dirumah Tini atau Tuti." usir Karta.
"Saya Tidak mau tahu, bagaimanapun caranya ibu harus meninggalkan rumah malam ini juga," bentak Karta tanpa risih lagi.
"Nak ibu akan keluar dari sini, akan tetapi malam sudah larut, bagaimana mungkin ibu pergi. Ijinkan ibu untuk tinggal malam ini saja, esok pagi ibu akan meninggalkan rumah ini", pinta ibu Fatimah.
Lagi lagi istri Karta menyela,"Mas,saya atau dia yang keluar meninggalkan rumah ini!"
Karena Karta takut kehilangan istrinya yang di cintainya, dia lebih rela ibunya yang harus keluar dari rumahnya. Padahal di rumah itu ibunya pun memiliki saham buat mengadakan rumah tersebut.
"Keluar!, saya tidak mau tahu ! ", bentak Karta dengan bengis. Bahkan dengan sombongnya Karta pun mendorong ibunya keluar rumah.
Nita ,istri Karta sendiri dengan angkuhnya, seakan akan menunjukkan dirinya bahwa dialah pemenangnya.
Hanya berbekal beberapa potong pakaian,tanpa di beri uang satu rupiah pun, ibu Fatimah Meninggalkan rumah itu.
"SAYA TIDAK AKAN RIDHO DUNIA AKHERAT AKAN PERLAKUANNYA KEPADAKU, KUHARAMKAN AIR SUSU YANG TELAH DIMINUMNYA, SEMOGA DIA DI BAKAR DI DUNIA DAN DI AKHERAT", kutuk ibu Fatimah, dengan air mata yang terus mengalir di pipinya yang sudah mulai mengeriput.
Wanita tua itu terus menyelusuri jalan raya seorang diri. Karena tidak membawa uang sepeserpun. Bu Fatimah terpaksa berjalan kaki menuju rumah anaknya yang lain.
Sejak kepergian ibunya, kehidupan rumah tangga karta bukannya bertambah harmonis. Bahkan belakangan Karta jatuh sakit. Sembilan bulan lamanya Karta Melawan sakit. Berawal hanya gatal gatal biasa, kemudian lama kelamaan tampak memerah di sekitar perutnya.
Beberapa dokter dan paranormal telah ia datangi, namun pengobatannya yang ia jalani sia sia saja, tak ada hasilnya, bahkan harta yang ia miliki mulai habis untuk mengobati penyakit itu.
Badan mulai mengurus, jalan pun sudah mulai tak sanggup, akhirnya ia berbaring lemah sepnjang waktu di ranjangnya, dari perutnya keluar cairan yang sangat bau.
Teman teman dan para tetangganya pun mulai menjauh takut tertular dengan penyakit karta. Badanya tak bisa di gerak gerakkan kekanan atau kekiri karena akan menimbulkan rasa sakit yang amat sangat bila bergerak. Belakang tubuhnya mulai lecet lecet di sebabkan lama berbaring kaku di ranjang.
Karta menyadari bahwa sakit yang dideritanya itu di sebabkan oleh sikapnya yang telah mendurhakai ibunya sendiri. Makanya ia pun meminta agar sang ibu datang kerumahnya agar ia bisa minta maaf kepada sang ibu.
"Tolong panggilkan ibu saya,saya ingin bertemu denganya, saya telah berdosa kepadanya," ratap Karta.
Maka diutuslah seorang tetangganya untuk meminta ibunya datang. Namun sang ibu tidak bergeming. Hatinya terlalu sakit menerima perlakuan anaknya yang kurang ajar dan tidak tahu balas budi itu.
"Luka hatiku jauh lebih sakit dari apa yang ia derita," ujar ibu Fatimah menolak orang yang merayunya untuk datang menemui anaknya. Orang itupun dengan langkah gontai pergi meninggalkan rumah Tini.
Sementara itu Karta di ranjangnya, Karta terus merasakan sakit yang amat sangat. Tubuh Karta meronta ronta kesakitan, matanya melotot, seakan ada mahkluk yang sangat menyeramkan di hadapanya.
"Mas, mas ... kenapa mas?... istigfar mas,mas ..... astaughfirullohhal adziim..," ujar Nita sambil memegang tubuh Karta yang kian lama hentakanya semakin keras.
Nita sadar, suaminya sedang menghadapi sakarotul maut, ia pun menuntun suaminya dengan membaca kalimat Tahlil.
"Laa ilaaha illallah,...."berkali kali, dengan deraian airmata Nita terus menuntun suaminya agar mengikuti ucapannya..
Sampai datang waktu subuh, Karta masih saja merasakan sakarotul maut. Nita pergi meninggalkan suaminya untuk menunaikan sholat subuh. Dengan air mata berlinang ia sujud memohon kepada Allah SWT, agar suaminya cepat di ambil nyawanya daripada harus tersiksa seperti itu.
Pada pukul setengah enam, dengan mata yang sembab, Nita kembali masuk ke kamar suaminya. Dipegangnya tubuh Karta, dingin sudah merayapi sekujur tubuhnya. Nafasnya tercekat di Leher, terdengar orokan panjang dari mulutnya.
Tepat jam enam pagi, Karta menghembuskan Nafas Terakhirnya, dengan mata melotot, seolah olah melihat ke atas dan jari tangan yang membengkok kaku serta mulut yang menggangga lebar.
Orang orang sibuk menyiapkan prosesi kematian Karta. Masyarakat sekitar datang berduyun duyun untuk bertakziah ....
Baru melangkahkan kaki di pintu masuk, tercium bau yang tak sedap, padahal ruangan sudah di semprot wewangian, di setiap pojokan di letakkan kamper demi mengurangi bau tak sedap itu. Akan tetapi bau itu tetap saja ada. Pelayat yang datang serta merta menutup hidung agar tak tercium bau tak sedap itu.
Orang orang yang memandikan jenazah pun terpaksa harus menggunakan masker agar tidak tercium bau tak sedap. Anehnya air kotor dan bau yang keluar dari perut Karta tidak mau mengering. padahal perut itu sudah di tempelin berlapis lapis kapas.
Akhirnya orang orang yang mengurus jenazah langsung mengafani.
setelah selesai di sholatkan, jenazahpun di bawa ke tanah pemakaman dengan menggunakan mobil ambulance. Sesampai di pemakaman, liang lahat pun telah di persiapkan. Setelah prosesi pemakaman selesai, tak beberapa lama, rombongan siap kembali ke mobil. Tiba tiba datanglah beberapa laki laki yang tergesa gesa.
"Saya tak mengijinkan mayat ini di kubur di tanah ini, karena kami membayar tanah di sekitar ini. Tanah ini sudah menjadi kavling pemakaman keluarga kami. Saya mohon angkat jenazah itu sekarang juga", ujar orang itu.
"Tolonglah pak, mayat ini sudah di kubur, tidak mungkin kami gali lagi," jawab pak ustadz Abdulah.
"Kami tidak mau tahu!. Tanah ini sudah menjadi milik keluarga kami. kami minta di gali sekarang juga!" ucap orang itu lagi dengan agak marah.
Karena orang yang mengaku memiliki tanah kavling itu ngak mau mengalah, akhirnya pihak keluarga karta terpaksa mengalah juga. Maka makam yang baru sekitar setengah jam di timbun itu pun di gali kembali untuk di pindahkan ketempat yang lain.
Ketika papan penutup liang lahat di bongkar, maka jenazah karta pun tampak dari luar. Semua orang tercengang melihat jenazah itu. Betapa tidak, kain kafan putih yang membalutnya berubah menjadi abu abu, seandainya kalau perubahan warna itu disebabkan oleh tanah makam yang berlumpur tentu warnanya coklat kemerahan ,bukan abu abu.
Hal ini tentu membuat tanda tanya besar di hati para pengantar jenazah. Ketika mayat itu hendak di angkat, orang orang yang mengangkatnya keheranan. Karena ukuran jenazah itu menjadi lebih pendek dari semula. Akibatnya bagian ujung kain kafan itu jadi tampak lebih panjang dari yang seharusnya.
"Pak ustadz,kain kafannya di buka dulu saja, sepertinya kok ada yang tidak beres?" kata beberapa orang.
Maka kain kafan itu pun dibuka.
Begitu kain kafan di terbuka, maka terkejutlah semua orang yang hadir. Betapa tidak, mayat Karta yang baru dikubur sekitar setengah jam, telah berubah menjadi hitam dan gosong seperti hangus terbakar.
Kakinya tertekuk ke dada. Begitu juga tangannya juga tertekuk. Mayat itu bentuknya tidak lagi lurus melainkan berubah seperti monyet. Pantas saja kalau mayatnya seperti lebih pendek.
Melihat kondisi jenazah yang mengerikan seperti itu, maka mereka segera membungkus kembali dengan kain kafan yang tadi, sementara beberapa orang mulai menggali lubang kubur baru yang letaknya di pinggir areal pemakaman dekat pagar batas.
Setelah penguburan selesai, satu persatu orang orang mulai meniggalkan makam itu. Kini Karta seorang diri di lubang kuburnya.Istri yang sangat di cintainya, yang di bela habis habisan pun tidak dapat menemaninya. (Sumber : di sadur Dari Majalah Hidayah)
Semoga ALLAH mewafatkan kita dalam keadaan khusnul khatimah. Aamiin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar