Kamis, 28 Maret 2013

==Pembuat Batu Nisan==



Posted By : @rezkibagues

 Batu nisan merupakan batu penanda yang diletakkan sebagai penanda di pusara orang yang telah meninggal dunia. Cerita ini mengisahkan tentang seorang lelaki yang bekerja sebagai seorang pembuat batu nisan kubur. ikuti kisah di bawah ini. Aku mau berbagi pengalaman kakek ku yang terkena gangguan gara-gara batu nisan lama. kakek ku seorang pembuat batu nisan di daerah rumbai,pada suatu hari Jum’at sekitar pukul lapan malam. Sebuah motor berhenti di hadapan rumah kakek ku. seorang laki-laki berumur sekitar 30- an tahun datang bersama isterinya dengan menaiki sebuah motor. Kakek ku bertanya, “Ada apa datang malam- malam begini?” Lelaki itu meminta pertolongan daripada kakek ku. Katanya, “Abang boleh tolong saya baiki nisan ini?” Kakek pun melihat dua batu nisan yang dibungkus dengan kain putih . kakek terkejut, usang betul bentuk dan rupanya sehinggakan tulisan Jawi
pada batu nisan itu susah dibaca. kakek pun bertanya kepada lelaki itu, “Siapa punya nisan ini?” Dengan tegas lelaki itu menjawab, nisan itu milik ibunya yang bernama dot dot dot binte dot dot dot. Kakek mengatakan bahawa batu nisan itu terlalu usang. Daripada membaikinya lebih baik menempah yang baru saja. “Saya tak mau nisan baru bang, saya mau nisan ini jugak…” kata lelaki itu. Kerana kasihan dengan lelaki tersebut, kakek ingin membaikinya, dan lelaki itu dan isterinya ingin pulang segera ke dumai, Untuk menyelesaikan urusan kerja, dan dia meninggalkan nombor teleponnya. Ketika lelaki tersebut pulang, kakek mengambil batu nisan yang dimiliki oleh ibu lelaki tadi dan mengelapnya dengan kain . Sesudah mengesat segala kotoran dan lumut yang ada, tulisan Jawi itu sudah sudah bisa dibaca. Memang nama pemiliknya itu dot dot dot binte dot dot dot. Meninggal pada 20 maret 1992. Sedang kakek melihat rekahan- rekahan yang ada pada batu nisan tersebut, ia merasakan sedih melihat batu nisan yang sumbang-sumbing. Setahu beliau tidak pernah dia menerima permintaan seperti ini sejak menjadi pembuat batu nisan sejak sepuluh tahun lalu. Sadar tak sadar, jam sudah menunjukkan jam 12 malam. Terus Kakek tinggalkan batu nisan itu di luar rumah dan terus masuk tidur.
Ketika kakek ingin memejamkan mata, tiba-tiba ada bau harum dan menusuk hidung. Kata kakek baunya seperti bau bunga cempaka… Tidak lama kemudian… KKKKRRRRRAAAASSSSSSSS!!!
DUMMMMM!!! Bunyi kaki diseret dan selepas itu kedengaran bunyi berdentum. Kakek saya mau bangun, ingin melihat apakah ada pencuri. Sedang ingin bangun, tiba-tiba kedua-
dua belah bahu kakek ku seperti ditimpa benda berat. Badan tak bisa bangun. kakekseperti terpaku di atas ranjang. Dia membuka mata perlahan- lahan dan nampak cahaya terang- benderang. Di hadapan kakek ada bayang-byang hitam yang amat besar.kakek membuka mata lagi, terlihat seorang wanita yang tinggi sedang melayang dan di tangan kiri wanita itu memegang batu nisan. Wanita berbaju hitam sobek-sobek itu menatap tepat ke muka kakek. Dia memberitahu ku,wanita itu berambut panjang dan menutup hampir separuh mukanya. Kakek menatap ke muka wanita itu dan tidak jelas kerana mukanya ditutup oleh rambutnya, dan ketika itulah bau busuk menyelubungi kamar, bau busuknya teramat sangat busuk. wanita itu semakin dekat dengan kakek dan mengangkat tangannya yang memegang batu nisan seperti ingin memukul kepala kakek. Hampir saja batu nisan itu menghampirinya, kakek berbisik di dalam hati, “Habislah kepala aku akan hancur berkecai…”dia memejamkan mata dan berdoa, dan Alhamdulillah,wanita tersebut hilang. Setelah itu, seketika kakek teringatkan pada batu nisan yang dibawa oleh pasangan suami isteri tadi. Adakah “dot dot dot binte dot dot dot” wanita yang menjelma di dalam kamar tadi dan mungkin ‘dia’ marah kakek kerana mencoba membaikinya? Setelah azan Subuh berkumandang, kakek menelepon pasangan suami isteri yang datang untuk membaiki nisan buruk itu tadi. Kakek meminta lelaki tersebut datang untuk mengambil Kembali nisan itu. Lelaki itu berkata, “Eh kenapa bang?” Kakek tidak sanggup untuk memberitahu lelaki tersebut tentang apa yang dialaminya, “Maaf saya tidak bisa memperbaiki nisan ini…” Lelaki itu menjawab, “Lah… Abang sajalah yang bisa tolong saya, saya kirim batu nisan ni kepada semua pembuat nisan tetapi
semua mengirim balik.” kakek menolak juga permintaan lelaki itu… kakek memberitahu ku, mungkin gangguan itulah juga yang menyebabkan orang lain enggan membaiki batu nisan tersebut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar