Sabtu, 09 Februari 2013

Sejarah dan Misteri Pantai Ancol


Saat Batavia diserang endemi malaria sekitar 1700-1800an, pemerintah Belanda lalu menggeser pusat kota menjauh dari pesisir Antjol, kondisi ini berlangsung selama ratusan tahun.
Mansion mewah dan sarana wisata nomor satu terus dibangun di kawasan Ancol, Jakarta Utara. Mengusung jargon Jakarta Bay City, Ancol menjadi andalan wisata pantai warga Jakarta.
Ancol yang kini digugat karena tiketnya dinilai kemahalan punya sejarah panjang. Tak sekejap mata mengubah Ancol dari hutan dan rawa menjadi tempat wisata.
Bahkan hingga Indonesia merdeka, kawasan ini masih menjadi kawasan liar yang tak terurus. Kemudian kawasan Ancol baru dibangun periode 1960an dan alat-alat berat merambah hutan kawasan Ancol untuk mulai dibangun.
Zaman Kolonial Belanda
Kawasan Ancol pernah menjadi tempat wisata para meneer Belanda di abad 17. Kala itu pusat pemerintahan VOC berada di sekitar Pelabuhan Sunda Kelapa dan Kota Tua Jakarta. Jaraknya tak terlalu jauh dari Ancol.
Saat itu sebagian kawasan Ancol sudah tertata dengan baik, pantainya pun bersih. Sementara sisanya merupakan hutan dan rawa.
Tapi saat Batavia diserang endemi malaria sekitar 1700-1800an, pemerintah Belanda lalu menggeser pusat kota menjauh dari pesisir. Ancol pun ikut ditinggalkan para meneer yang takut terserang malaria. Dia tidak lagi jadi primadona.
Sejak itu, kawasan Ancol jarang sekali dikunjungi orang. Masyarakat setempat lalu membuat empang untuk memelihara ikan dan udang. Kondisi ini berlangsung ratusan tahun.
Tempat Yang Sepi dan Gelap
“Dulu Ancol nggak kaya sekarang rame begini. Dulunya cuma empang, nggak ada apa-apanya. Sepi banget. Masih hutan, makanya sering dibilang tempat jin buang anak,” kata Tarmiji (60), warga Ancol saat berbincang beberapa waktu lalu.
“Waktu saya kecil, masih tahun 60an. Inget ada proyek, segala macam alat berat yang aneh-aneh ada. Ada bule juga. Anak-anak pengen liat tapi ga boleh. Bahaya kata mandornya,” beber pria yang sehari-hari berjualan rokok ini.
Dalam buku “Jejak Soekardjo Hardjosoewirjo di Taman Impian Jaya Ancol” yang ditulis Sugianto Sastrosoemarto dan Budiono dan diterbitkan Kompas, sejarah masa lalu Ancol digambarkan tak jauh beda.
Soekardjo adalah orang yang memimpin proyek Taman Impian Jaya Ancol. Dialah yang membuka hutan belantara untuk dibangun kawasan Ancol mulai tahun 1962.
Mencuci baju di Kali Ancol
“Pantai Ancol yang masih berupa rawa-rawa, semak dan masih belum tersentuh merupakan kawasan yang menyeramkan. Orang menganggap kawasan itu tak layak ditempati. Bahkan dianggap sebagai tempat jin buang anak.”
“Di kawasan yang sangat luas itu benar-benar sangat sepi. Tidak ada akses yang memadai, belum ada pemukiman dan gelap karena belum ada listrik,” kenang Soekardjo dalam bukunya. Namun tak disangka pula jika Ancol akan dapat menjadi sebesar dan semegah sekarang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar