Selasa, 12 Februari 2008

DEMI KEKAYAAN RELA JADI BUDAK NAFSU BUAYA SILUMAN

Penulis : ITONG R. HARIADI


Setelah meminum air putih yang disodorkan oleh seorang dukun, Anita seperti terkena pelet. Dia menurut saja saat diajak berhubungan badan oleh sang dukun, yang ternyata jelmaan buaya siluman. Tapi setelah itu perempuan awet cantik ini menjadi orang yang kaya raya. Apa rahasianya...?

Suminah, sebutlah begitu, punya kesaksian yang relatif unik, sekaligus menegangkan. Perempuan paruh baya yang pernah bekerja sebagai pembantu rumah tangga di rumah seorang wanita karir ini pernah merekam dalam ingatannya sederetan peristiwa musykil yang dilakukan majikannya.

Sang majikan, yang sebutlah dengan nama Anita, menjalan sebuah ritual sesat demi kecantikan dan harta kekayaan yang didambakannya. Dia memang hidup dalam gelimang harta dan kemewahan, sehingga ibaratnya dia tidur berbantalkan uang.

Lalu, ritual seperti apakah yang dilakukan oleh Anita? Misteri coba merekayasa kesaksian Suminah dalam kisah berikut ini. Selamat mengikuti...!

Sebuah sedang putih metalik tampak berjalan lambat memasuki pintu gerbang sebuah villa mewah di tepi jalanan komplek villa lereng Gunung Malabar. Ketika berhenti, sebentar kemudian dari dalam mobil keluarlah seorang wanita setengah baya dengan rambut sebahu. Dandanan perempuan ini modis sekali, sehingga jelas menunjukkan bahwa dia wanita yang berselera tinggi dan selalu mengikuti perkembangan dunia fashion.

Wanita yang di wajahnya masih menyisakan guratan-guratan kecantikan itu lalu melangkahkan kakinya menuju ke bagian serambi depan villa. Di sana telah menunggu seorang laki-laki yang usianya tampak lebih tua darinya. Sembari menikmati sepotong roti bakar, dengan lembut pria yang tak lain adalah Pak Surya, suami dari wanita itu menyapa.

"Dari mana saja sih, Bu. Kok pagi-pagi begini baru pulang?"

Si wanita sepertinya belum siap menerima pertanyaan ini, sehingga dia menjawab dengan gugup, ""Eh...a...a...anu, kemarin mobilku bannya bocor. Jadinya aku nginap di rumah Jeng Wina. Oh, ya anak-anak mana, Pak?"

Wanita bernama Anita itu, berusaha mengalihkan topik pembicaraan.

"Ada di dalam. Mereka khawatir sekali. Malahan si Vera semalam nggak bisa tidur karena mikirin kamu terus," kata Pak Surya, sang suami.

Karena takut mendapoat berondongan pertanyaan lanjutan, Anita segera melangkah masuk meninggalkan suaminya yang sibuk membetulkan letak kacamata bacanya. Di dalam, Anita segera menuju ke kamar Vera, anak bungsunya. Sebenarnya gadis kecil yang baru duduk di bangku kelas satu SMU ini tahu kalau ibunya datang. Tapi dia pura-pura tidur hingga kemudian ibunya datang menghampiri dan membangunkannya.

"Mama kemana saja sih? Katanya mau nemenin Vera. Kok semalam nggak pulang-pulang," keluh gadis cantik ini.

"Maafkan Mama, Sayang. Tadi malam kebetulan ada urusan bisnis yang nggak bisa ditinggal. Setelah selesai, eh tiba-tiba ban mobil Mama kempes. Ya terpaksa, jadinya Mama nggak bisa pulang," jelas Anita berusaha menghibur vera yang terlihat cemberut. Alasan ini jelas hanya kebohongan saja.

Berkumpul di villa seperti itu memang telah menjadi kebiasaan keluarga Anita pada tiap hari Minggu ataupun hari libur lainnya. Maklumlah, sepanjang hari baik Pak Surya maupun Anita hampir tak ada waktu untuk saling berkumpul dan bercanda bersama karena kesibukan masing-masing. Terlebih bagi Anita yang menjadi salah seorang manager di perusahaan asing. Hampir seminggu sekali dia harus terbang ke Jepang untuk mengurusi berbagai hal menyangkut perusahaan tempatnya bekerja.

Karier memang telah menjadi tujuan hidup dari kedua orang ini. Namun semua itu memang sepadan dengan hasil yang didapatkannya. Hanya dalam waktu kurang dari tiga tahun, semenjak Anita bekerja di perusahaan asing tempatnya bekerja sekarang, harta yang dimiliki keluarga ini begitu berlimpah. Padahal sebelumnya meski terbilang mampu, apa yang mereka miliki jauh di bawah apa yang mereka miliki sekarang.

Pasalnya, saat itu mereka hanya mengandalkan penghasilan dari Pak Surya yang bekerja sebagai kontraktor bangunan kecil-kecilan. Namun semua berubah begitu Anita berkenalan dengan seorang pengusaha asal Jepang yang kebetulan sedang menjalin bisnis dengan temannya. Anita selanjutnya diterima bekerja di perusahaan yang berkedudukan di Jakarta sebagai salah seorang staf di bidang administrasi.

Dari kedekatan personal yang sebelumnya telah terjalin membuat karier Anita semakin meningkat hingga akhirnya dia berhasil menduduki jabatan sebagai manager keuangan di perusahaan tersebut. Jabatan inilah yang kemudian mengubah kehidupan keluarga Anita seratus delapan puluh derajat. Anita selanjutnya berubah menjadi seorang perempuan yang selalu mengutamakan penampilan. Sehingga hampir setiap saat penampilannya selalu berubah, mulai dari gaya rambut sampai dengan pakaian yang dikenakannya. Bahkan mobil dan perhiasan.

Hanya saja, demi karier tersebut, dua orang anaknya jadi tak terurus dengan baik. Karenanya untuk menebus kesalahan itu Anita membeli sebuah villa untuk digunakan tempat kumpul bersama tiap akhir pekan. Namun hampir tidak ada anggota keluarganya yang tahu kalau di balik niat tulusnya membeli villa itu, Anita ternyata juga menyimpan tujuan lain. Dia sengaja memilih lokasi villa seperti yang sekarang ini ditempati, karena ingin semakin mendekatkan dirinya pada seseorang yang selama ini sangat berperan dalam mengangkat derajatnya. Orang itu adalah jelmaan siluman buaya yang menghuni sebuah telaga di lereng Gunung Malabar.

Tanpa diketahui oleh siapapun, Anita memang telah menjalin hubungan dengan mahkluk iblis tersebut. Dan hubungan ini telah terjalin sejak beberapa tahun yang lalu. Saat itu kebetulan Pak Surya terkena santet dari salah seorang saingan bisnisnya. Karenannya, dengan berbekal informasi dari seorang teman mengenai keberadaan seorang dukun sakti di kawasan Gunung Malabar, Anita pergi menemuinya. Hal ini dilakukan setelah beberapa orang dukun dan kyai yang dimintai pertolongan tidak mampu menyembuhkan suami tercinta dari serangan ilmu jahanam itu. .

Setelah melecak berhari-hari lamanya, Anita beruntung sebab bisa menemui sang dukun. Hanya dengan sekali proses penyembuhan, santet yang menyerang Pak Surya berhasil dibersihkan. Celakanya, lebih dari itu sang dukun juga menawarkan pada Anita untuk menjadikannya orang sukses sehingga bisa membuatnya kaya raya. Tawaran ini tentu saja menarik hati Anita. Tanpa berpikir panjang, dia berusaha untuk mengetahui apa rahasia di balik tawaran itu.

"Siapa yang menolak jadi orang kaya sih, Pak! Kalau memungkinkan, saya secepatnya ingin mewujudkan impian itu," cetus Anita di hadapan sang dukun.

Namun ada satu syarat yang harus dipenuhi Anita sebagai balasan dari jasa dukun tersebut. Anita diharuskan untuk datang sebulan sekali guna melayani nafsu sang dukun.

"Kamu bisa jadi orang kaya. Bahkan kekayaan yang kamu miliki tidak akan pernah habis asalkan kamu mau melayani aku pada tiap malam bulan purnama," kata sang dukun saat itu.

Semula Anita tidak ingin menuruti tawaran itu. Bagaimana mungkin dia sampai hati ditiduri oleh lelaki renta yang lebih pantas sebagai kakeknya itu. Lagi pula, menurut cerita, dukun itu hanya mandi sekali saja dalam setahun. Hal ini dilakukan untuk mempertahankan kesaktian yang dimilikinya.

Anita ingin terus terang menyatakan penolakannya. Namun entah mengapa, lidahnya terasa kelu untuk mengatakan hal yang sejujurnya dia inginkan. Anehnya, semuanya berubah setelah Anita meminum segelas air putih yang disodorkan oleh sang dukun. Begitu air putih itu diminum, Anita merasakan seperti ada yang mencekik lehernya hingga terasa sakit sekali. Namun sebentar kemudian rasa sakit itu hilang dan berganti menjadi rasa suka pada sang dukun.

"Terus terang aku sangat menginginkanmu, karena kamu mirip sekali dengan mendiang kekasihku yang mati karena dibunuh para pemburu. Dan sekarang aku ingin kau yang menggantikannya," cetus sang dukun dengan senyum menyeringai, dan bersamaan dengan itu tubuh sang dukun tiba-tiba berubah menjadi seekor buaya hitam berukuran sangat besar.

Anehnya, Anita yang saat itu telah terpengaruh ilmu pelet dari sang dukun yang ternyata tak lain sebagai jelmaan buaya siluman tersebut seolah tidak takut sama sekali menghadapi binatang melata mengerikan dan menjijikan itu. Bahkan, wanita cantik ini justru seperti menikmati saat ekor makhluk ini membelai sekujur tubuhnya, hingga akhirnya keduanya terlibat dalam hubungan layaknya suami isteri.

Sulit dimengerti, kejadian seperti ini terus berlangsung tiap kali tiba saatnya malam bulan purnama. Seperti ada jiwa lain yang mendorongnya, Anita seolah tak kuasa menghentikan langkahnya menuju pondok di lereng bukit, di mana sang buaya siluman berada.

Namun demikian, seperti yang telah dijanjikan oleh sang siluman buaya, hanya beberapa hari setelah Anita berhubungan badan dengan makhluk laknat ini, terjadilah perubahan hidup yang sangat drastis pada keluarga Anita. Selain suaminya sembuh dan bahkan akhirnya kebal dari serangan santet, kekayaan yang dimilikinya pun terus bertambah. Puncaknya, Anita berhasil menjadi seorang manajer di perusahaan asing tempatnya bekerja.

Hanya saja, seiring dengan berjalannya waktu, terjadilah perubahan tingkah laku pada diri Anita. Bayangkan saja, pada saat-saat tertentu secara tanpa sadar Anita kerap berperilaku seperti seekor buaya. Misalkan saja, dia sering kedapatan berenang-renang sendirian di tengah gelap malam buta, dengan tubuh yang sebagian kecil memang telah berubah menyerupai buaya. Nah, hal-hal aneh inilah yang pernah disaksikan langsung oleh Suminah, pembantunya.

"Beberapa kali saya melihat majikan saya berenang tengah malam di kolam renang yang ada di samping rumah. Waktu itu, saya melihat Ibu (maksudnya Anita) tubuhnya bersisik seperti buaya. Hih, saya ngeri melihatnya," kenang Suminah sambil bergidik membayangkan hal tersebut.

Di saat yang lain, tanpa sengaja Suminah yang sedang akan membersihkan kamar mandi juga melihat keanehan. Ketika itu dia heran saat melihat pintu kamar mandi yang setengah tertutup. Padahal biasanya pintu itu selalu terbuka. Saat ditengok ke dalam ternyata di dalah terlihat majikan perempuannya itu sedang buang air kecil. Hanya saja anehnya, seperti tak lagi memiliki rasa malu dia tidak menutup pintunya dan bahkan posisi tubuhnya saat buang air kecil itu persis seperti seekor buaya dengan posisi merayap dan tampak seperti orang setengah mengedan.

Sejak melihat berbagai keanehan itulah Suminah yang berusia 35 tahun ini sedikit demi sedikit mulai tahu kalau ada yang tidak beres dengan majikannya. Apalagi saat dirinya mendapat penjelasan dari orang pintar di desanya, Suminah pun semakin yakin kalau sang majikan menganut pesugihan.

"Majikanmu memang memiliki pesugihan. Dan jenis pesugihan yang dijalaninya adalah yang sering disebut dengan pesugihan baya. Penganut pesugihan ini selain harus mau berhubungan badan dengan buaya jadi-jadian, beberapa pelakunya juga akan berperilaku mirip seperti buaya dan pada saat matinya nanti, jasadnya akan berkulit tebal seperti buaya," papar orang pintar tersebut, seperti ditirukan Suminah.

Namun sebagai seorang pembantu, Suminah tidak mampu berbuat apa-apa. Sehingga meski dari hari ke hari dirinya semakin sering memergoki majikan perempuannya berperilaku menyimpang, Suminah tidak pernah berani menanyakannya pada sang majikan.

"Saya memang sangat takut. Tapi saya tidak bisa berbuat apa-apa. Yang saya lakukan sekarang hanya lebih rajin solat, agar dapar perlindungan dari Gusti Allah," harap Suminah.

Dia juga kerap diajak ke villa majikannya, khususnya pada akhir pekan di bulan purnama. Karena itu, Suminah yang lugu bisa mengendus apa yang sesungguhnya terjadi.

Anita, masih berjaya dengan pesugihan yang dianutnya. Jika benar penuturan Suminah, pembantunya, entah apa kelak yang akan terjadi pada diri wanita karir ini. Hanya Tuhan Yang Maha Tahu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar